Menanggapi hal itu, Dirjen Hortikultura Kementan, Spudnik Sujono Kamino, mengatakan panen bukanlah opini yang berlebihan, melainkan fakta.
"Saya tidak membuat opini berlebihan, kita bisa lihat hari ini bahwa panen seluas 250 hektare di sini. Ini kan fakta," papar Spudnik saat melaksanakan panen raya di Desa Tanjung Kecamatan Kedungtuban, Blora, Jum'at (19/1/18).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, fakta di lapangan sejak Januari sampai Maret mendatang, akan terjadi panen raya. Dari panen raya tersebut diprediksi menghasilkan 15,5 juta ton beras, total selama 3 bulan panen raya tersebut.
"Ingat enggak pengalaman cabai rawit saya, saya 3 bulan dikerjai cabai rawit, Januari, Februari, Maret, cabainya banyak, tapi apa. Saya akhirnya frustrasi, akhirnya saya lari ke Bareskrim. Saya bilang ini anomali, enggak benar ini. Begitu turun bareskrim dapat kan. 9 orang pengumpul besar saat itu," terangnya.
"Intinya Pemerintah pusat, Pemerintah daerah sudah mengupayakan agar ada terus pertanaman yang terus panen," lanjutnya.
Sementara saat disinggung soal fenomena impor beras di tengah panen raya dan surplus beras, Spudnik memilih untuk tidak berkomentar apapun.
"Saya ndak komentar impor," pungkasnya. (hns/hns)