"Yang penting ranah saya hanya meningkatkan produksi. (Soal impor) No comment," kata Amran saat berbincang dengan detikFinance di sela-sela kegiatannya di Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Amran mengatakan, dalam waktu dekat produksi beras di musim panen puncak bisa mencapai 5-6 juta ton. Jumlah itu dihasilkan dari lahan seluas 2 juta hektar yang ada di seluruh Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan demikian, maka Bulog bisa memenuhi kekurangan pasokan saat ini terjadi dari beras-beras hasil panen para petani dalam waktu tiga minggu.
"Stok kita minimum 1 juta ton, sekarang itu kurang lebih 900.000 ton, berarti kan kita hanya butuh 100.000 ton. Biasanya Bulog, itu kalau panen puncak serapannya berkisar 400.000 ton sampai 600.000 ton per bulan. Artinya, satu minggu, dua minggu, atau paling lama katakanlah kita hitung jeleknya itu tiga minggu, paling lama itu tiga minggu terpenuhi," kata Amran.
Lebih lanjut dirinya mengaku fokus untuk bisa menjaga harga gabah di tingkat petani tetap stabil. Sebab, kata Amran, di musim panen raya ini harga gabah kerap mengalami penurunan.
"Kita harus jaga harga tetap stabil, agar kesejahteraan petani terjamin. Jadi pendekatannya sekarang kesejahteraan. Kan dulu food security, ketahanan pangan, self efficiency, itu swasembada. Lalu food sovereignty itu kedaulatan pangan, kemudian family well farm, itu kesejahteraan keluarga petani. Jadi kesejahteraan kita harus jaga betul," tuturnya. (hns/hns)











































