Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, ekonomi RI memang tengah menghadapi tantangan baru berupa meningkatnya penggunaan teknologi yang bisa menggantikan keberadaan manusia yang berpotensi menghambat penyerapan tenaga kerja.
Mesin-mesin dan tangan-tangan robot membuat aktivitas produksi bisa dilakukan lebih cepat dan lebih efisien.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pokoknya bisa 2 kali dari yang sekarang, saya enggak bisa nyebut berapa. Tapi itu hanya 1 shift, kalau kita bisa 3 shift bisa banyak tambahannya," kata Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat saat dihubungi detikFinance, Kamis (1/2/2018) kemarin.
Pabrik baru yang memiliki luas 38,5 hektare (ha) tersebut mengedepankan automatisasi, seluruh proses produksi dilakukan menggunakan komputer. Bahkan sampai proses pengepakan hingga penghitungan dilakukan menggunakan komputer.
"Pokoknya sampai packaging masukin dus dulu pakai orang. Masukan ke karton pakai orang. Counter-nya dihitung pakai orang. Tiga itu saja enggak pakai lagi sudah banyak, semua automation. Sampai hitung semua dikomputer," imbuhnya.
Dengan begitu dia mengakui penyerapan tenaga kerja tak lagi sebanyak dulu sebab pabrik tak lagi membutuhkan banyak karyawan. Namun dia menegaskan perusahaan masih tetap menyerap tenaga kerja.
"Karyawan bertambah pasti, mungkin bertambah tapi enggak banyak. Misalnya biasanya 30% tapi 5%," tegasnya.
Irwan juga menegaskan, bahwa perusahaan belum pernah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 4.500 an karyawannya yang 85% berada di pabrik. Namun dia mengakui dengan pabrik yang semakin modern penyerapan karyawan tak lagi sebanyak dulu.
Begitu juga dengan industri tekstil. Industri ini memang diklaim masih menjadi industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Namun automatisasi pabrik juga dilakukan oleh pelaku industri ini.
PT Pan Brothers Tbk misalnya, perusahaan berencana menambah kapasitas pabrik tahun ini sebanyak 20 juta potong kain dari kapasitas yang ada saat ini sekitar 90 juta kain pertahun.
"Kita lihat kalau tidak ada aral melintang diharapkan sekitar 20 juta pcs tambahannya. Itu bisa kita lakukan baik dengan ekspansi pabrik atau bisa akuisisi pabrik baru," kata Vice President Pan Brothers Anne Patricia Sutanto kepada detikFinance.
Dengan penambahan pabrim tersebut diperkirakan pekerja akan bertambah 7-8 ribu orang menjadi sekitar 45-46 ribu pegawai. Namun diakuinya penambahan karyawan itu tidak sebesar ketika pabrik masih manual.
"Kita masih banyak menyerap, memang enggak sebanyak dulu. Sebelum automatisasi pasti lebih banyak, dari sisi man power kurang lebih berkurang dari waktu ke waktu. Karena dengan automatìsasi karyawan lebih efisien, lebih produktfi. Tapi itu mau tidak mau, karena kita harus kompetitif," akunya. (Danang Sugianto/dna)