Sebelumnya, warga setempat sangat sulit memperoleh listrik. Bukan tanpa alasan, dari pantauan detikFinance, akses dari pusat Kabupaten Cilacap menuju Desa Ujung Alang Kampung Laut begitu jauh.
Desa Kampung Laut hanya bisa diakses menggunakan perahu dari Pelabuhan Sleko Kabupaten Cilacap dengan durasi 2 jam, itu pun dengan perjalanan menantang membelah sungai dan rawa-rawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjalan sampai lokasi memang berat, di tengah perjalanan, rombongan harus berganti perahu ke ukuran yang lebih kecil. Perahu didempetkan di tengah-tengah sungai dan rawa.
Di sepanjang perjalanan, dengan menggunakan perahu, berjajar tanaman bakau dan mangrove yang membuka jalan menuju ke Kampung Ujung Alang. Perahu pun sempat oleng karena jalur menuju Kampung Laut berkelok-kelok dan tidak bisa ditempuh dengan kecepatan sedang, artinya harus perlahan-lahan.
Setelah menempuh waktu perjalanan selama 2 jam, tibalah rombongan di Desa Ujung Alang. Ketika memasuki perkampungan, tampak rumah-rumah warga semi permanen yang terbuat dari anyaman bambu mulai terlihat dari kejauhan, beberapa sisi rumah warga tampak terbuka karena anyaman bambu sudah lapuk.
Rumah rumah di Ujung Alang tampak dibangun berjauhan. Dengan fasilitas seadanya, warga tampak melakukan aktivitas sehari hari seperti berangkat sekolah, sampai mencuci. Jalan yang dibuat untuk menghubungkan rumah-rumah ketika masuk ke Kampung Laut merupakan jalan setapak yang dibuat dari lumpur yang mengering.
Tak seperti dulu yang listriknya byarpet, kondisi di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap sudah jauh berbeda karena sudah bisa menikmati listrik dari hasil sumberdaya mandiri melalui bantuan pengadaan kicir angin sebagai pembangkit listrik sederhana.
Salah satu warga Dusun Bondan, Desa Ujung Alang Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap Kosim, bercerita, mengenang ketika dulu warga kampungnya tidak mendapat pasokan listrik yang memadai.
Untuk kebutuhan penerangan malam, warga di Kampung Laut mengandalkan jaringan yang sumbernya ditarik langsung secara manual menggunakan kabel 4,5 meter dari balai desa.
"Kalau ada pun sering mati, jadi kebanyakan pakai lampu pelita (minyak)," kata dia di dusun Bondan, Kabupaten Cilacap Kamis (8/2/2018).
Kala itu semua aktivitas kerja harus berhenti saat magrib tiba karena gelapnya kawasan dusun di Kampung Laut.
Kini warga boleh berbahagia karena sejak adanya kebun angin mini yang dibangun Pertamina sebagai sumber daya cadangan listrik untuk penerangan, segala aktivitas siang dan malam yang khusus menggunakan sumber daya listrik bisa dilakukan.
"Untungnya sudah ada listrik cadangan, karena kalau dari desa lampu memang nyala tapi kemudian redup seringnya mati," jelas dia.
Sebanyak 72 rumah di akhirnya baru bisa tersambung listrik dengan kapasitas yang memadai. Sebanyak 54 rumah di antaranya tersambung dengan sumber listrik dari kebun angin. Sisanya warga yang wilayah rumahnya jauh diberikan bantuan panel surya, yaitu sebanyak 14 rumah.
Sumber Pembangkit Listrik Tenaga Bayu itu sendiri dibangun PT Pertamina (Persero) untuk melistriki kegiatan sekitar 200 orang di Kampung Laut Kabupaten Cilacap.
Sementara itu ada pula, salah satu warga yang menikmati adanya listrik di Dusun Bondan Kampung Laut yaitu Zaeni, dirinya mengaku sejak adanya kebun angin mini tersebut, penerangan di rumahnya bisa terbantu.
"Kalau dari desa kan sering mati, nah kalau ada cadangan sendiri kan lebih nyaman, mau siang malam juga bisa," kata dia.
Sementara itu, Unit Manager Communications & CSR Pertamina RU IV Cilacap Binu Bowo Ispramito menjelaskan, langkah ini merupakan kegiatan Coorporate Social Responsibility (CSR) yang prosesnya sudah dilakukan sejak Januari 2017. Kemudian baru pada November 2017 diselesaikan 15 kincir angin untuk melistriki 72 rumah warga.
"54 rumah itu pakai pembangkit listrik tenaga angin (kincir angin) karena yang lain jauh, jadi kita fasilitasi 14 rumah lain dengan menggunakan panel surya," kata dia, di Desa Ujung Alang Kampung Laut, Kabupaten, Cilacap Kamis (8/2/2018).
Pihaknya perlu untuk membangun kawasan sekitar dengan membuat jaringan listrik untuk warga lokal. Dana yang dikeluarkan dalam pembuatan 15 kincir serta pemberian fasilitas panel surya di kampung laut sekitar Rp 350 juta.
Inovasi ini merupakan langkah realisasi dari hasil penelitian mahasiswa yang mengikuti perlombaan karya tulis ilmiah dari Pertamina, yang hasilnya diaplikasikan pada masyarakat yang tinggal di pesisir seperti Kampung Laut, Kabupaten Cilacap. (dna/dna)