Fakta Suntikan Modal Rp 16 Triliun Go-Jek

Fakta Suntikan Modal Rp 16 Triliun Go-Jek

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 13 Feb 2018 08:52 WIB
Fakta Suntikan Modal Rp 16 Triliun Go-Jek
Foto: Astra International
Jakarta - PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Go-Jek Indonesia dikabarkan akan melakukan banyak aksi korporasi tahun ini. Salah satu yang ramai diperbincangkan, perusahaan ini akan mendapatkan suntikan modal jumbo.

Rumor yang beredar sebelumnya, Go-Jek akan kedatangan rombongan perusahaan-perusahaan raksasa dunia Alphabet Google, BUMN investor asal Singapura Temasek Holdings dan platform online asal China Meituan-Dianping.

Selain itu rumor juga menyebutkan bahwa Go-Jek akan kedatangan investor dari 2 perusahaan nasional yang memiliki skala bisnis besar. Rumor itu pun akhirnya terjawab, berikut berita selengkapnya.

Akhirnya rumor yang beredar di pelaku pasar modal terjawab, PT Astra Internasional Tbk (ASII) mengumumkan bahwa akan berinvestasi di Go-Jek. Angkanya cukup besar yakni US$ 150 juta atau setara dengan Rp 2,025 triliun (kurs Rp 13.500).

Presiden Direktur Astra Internasional Prijono Sugiarto mengaku pihaknya tertarik lantaran Go-Jek dinilai memilki masa depan yang cerah. Apalagi Go-Jek sempat masuk dalam daftar 56 perusahaan yang memberikan perubahan besar di dunia.

"Di antara Aple, Microsoft, Google tapi Go-Jek masuk. Dia satu-satunya dari Indonesai bahkan dari Asia Tenggara," tuturnya kemarin.

Selain itu dia juga melihat ada benang merah antara bisnis Astra dengan Go-Jek. Bahkan dia percaya banyak hal yang bisa dikolaborasikan antara Astra perusahaan yang memiliki bisnis distribusi kendaraan bermotor, pembiayaan kendaraan, asuransi hingga servis kendaraan dengan Go-Jek yang memiliki banyak jaringan transportasi online.

Chief Executive Offiicer dan Founder Go-Jek, Nadiem Makarim mengakui bahwa pendanaan Astra merupakan bagian dari putaran pendanaan jumbo yang dikabarkan mencapai US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 16 triliun.

Menariknya diakui Nadiem bahwa Astra merupakan investor yang terbesar, meski dia tak menyembutkan berapa persen porsinya.

"Saya enggak bisa mention berapa jumlahnya, yang bisa saya jawab iya ini ronde kontribusi yang sama. Astra Internasional merupakan investor yang jumlahnya terbesar dalam ronde itu," tuturnya.

Dikabarkan perusahaan-perusahaan besar dunia yang masuk dalam rombongan itu di antaranya Alphabet Google, BUMN investor asal Singapura Temasek Holdings dan platform online asal China Meituan-Dianping.

Para investor Go-Jek yang sudah ada seperti perusahaan ekuitas swasta global KKR & Co LP dan Warburg Pincus LLC juga ikut berpartisipasi pada putaran pendanaan ini.

Setelah pagi hari mengumumkan telah menerima pendanaan dari PT Astra Internasional Tbk (ASII), sore harinya Go-Jek Indonesia kembali mengumumkan bahwa akan menerima investasi dari PT Global Digital Niaga (GDN).

Sayangnya nilai investasi yang akan disuntikan dari entitas usaha Grup Djarum itu masih dirahasiakan. Meski diakui Nadiem bahwa investasi GDN juga terbilang cukup besar.

Dalam acara konfrensi pers kemarin para pembicara pun saling melempar hak jawab untuk menjawab pertanyaan media mengenai berapa besaran investasi Grup Djarum ke Go-Jek. Nadiem pun menyerahkan pertanyaan itu kepada pihak GDN.

Namun Group Director Business Diversification GDN George Hendrata juga masih merahasiakannya. Sebab menurutnya penyuntikkan modal akan dilakukan secara berhatap.

"Angka ini masih tetap misterius, saya enggak bisa sebutkan. Ini masih fase 1 mungkin masih ada fase 2 dan 3 jadi percuma juga," tegasnya.

Selain isu bakal mendapatkan pendanaan besar, Go-Jek dikabarkan juga akan membeli 20% saham PT Blue Bird Tbk (BIRD).

Namun Isu itu langsung dibantah oleh Nadiem. Menurutnya itu hanya rumor yang berkembang di pelaku pasar saham.

"Enggak, enggak ada hal seperti itu. Enggak tau itu ada rumor dari mana. Saya enggak pernah komen terkait rumor. Saya enggak ada komen," tegasnya.

Nadiem mengaku belum perusahaan belum menentukan pemanfaatan dana yang akan diraih Go-Jek tahun ini. Namun dia memastikan apapun yang akan dilakukan Go-Jek, pengembangannya masih berfokus pada pemutakhiran layanan aplikasi dan jangkauan pelayanan.

"Kalau ingin tahu apa inovasi yang akan dilakuakn Go-Jek simpel, kami coba cari masalah wong cilik seperti UMKM warnu atau driver itu kan susah mencari pasar. Go-Jek menciptakan platform agar dia bisa berkarya. Kami ingin agar hasil karya mereka bertemu dengan masyarakat menengah ke atas. Nah filosofi bisnis Go-Jek seperti itu mempertemukan dua kelas masyarakat itu," pungkasnya.


Hide Ads