Wanita kelahiran Sumatera Utara ini telah menempati bangku manajerial sejak usia 27 tahun. Hingga kini di usianya ke 41 tahun, Meyli telah berhasil membawa perubahan besar kepada perusahaan yang ia naungi.
Saat ini Meyli menjabat sebagai Logistic Supply Chain Manager khususnya untuk produk yang dihasilkan oleh RAPP. Di antara beberapa orang wanita yang menjadi minoritas di perusahaan, prestasi Meyli patut diacungi jempol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya gabung di Paper pada 1999. Pada saat itu di divisi Sales Administration khusus paper. Saat itu paper mesinnya baru satu. Jadi memang 1999 itu produksi kita untuk yang paper baru saja dimulai," ujar Meyli, di Pelalawan, Selasa (13/2/2018).
Di divisi tersebut Meyli bekerja sebagai Invoicing Officer yang mengerjakan semua tagihan, termasuk surat kredit, hingga penjualan eskpor dan domestik. Kemudian pada 2001, ia mendapatkan kenaikan jabatan menjadi supervisor.
Awal kesuksesan karier Meyli dimulai ketika 2004. Saat itu ia diminta untuk menggantikan atasannya yang dipindahtugaskan. Meyli dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Sales Manager yang pada saat itu masih jarang ditempati oleh seorang perempuan. Terlebih lagi usianya masih 27 tahun.
Diakuinya, di lingkungan tempat ia bekerja, di hutan belantara, memang tak banyak perempuan yang terlibat. Jumlahnya hanya beberapa orang saja dibandingkan kaum pria yang mendominasi.
"Harus diakui memang tidak banyak perempuan. Kita hanya 3 atau 4, atau 5 orang di level manajerial (saat ini). Jadi saat meeting itu terasa (perbedaannya). Tapi pada saat training pun terasa karena kebanyakan laki-laki. Biasanya paling 2-3 perempuan dari 30-an orang (lelaki)," ujarnya.
![]() |
Seiring dengan bertambah besarnya perusahaan, tanggung jawab yang ditopang Meyli turut bertambah. Pada 2007, ia juga menangani supply chain management untuk pulp (bubur kertas). Selanjutnya pada 2015, ia juga dipercaya menangani supply chain management untuk paper, termasuk di dalamnya Shipping Departement.
Menjadi minoritas di tempat kerja, tak membuat Meyli merasa rendah diri. Ia meyakini ada kesetaraan soal kemampuan antara kaum perempuan dengan kaum laki-laki.
"Kalau secara pribadi saya menempatkan diri setara dengan laki-laki. Di dalam bekerja sendiri tidak menempatkan diri bahwa saya lebih rendah secara kemampuan dari laki-laki. Itu yang saya percayai," kata wanita yang masih memiliki darah Jawa tersebut.
Keyakinan yang ia percayai terbukti dari kinerjanya selama menjabat sebagai manajer. Dengan menerapkan sistem yang disebut fully ries container, Meyli berhasil meningkatkan jumlah pengapalan produk dengan nilai per tahun hingga US$ 2 juta.
Jika di tahun sebelumnya yang hanya memegang 60% sampai 70% pengapalan, maka dengan sistem yang diterapkan oleh Meyli, pada 2017 ia berhasil mencapai 93% pengapalan. Bahkan di tahun ini, ia menargetkan peningkatan menjadi 95%. Hal ini juga tak lepas dari penerapan sistem digital dalam prosesnya.
Meski telah sukses, awalnya ia sempat ragu untuk menerima tawaran sebagai manajer. Saat itu Meyli merasa kemampuannya belum cukup untuk mengemban tanggung jawab yang lebih besar.
"Pada saat atasan saya dipindahkan ke bagian lain, atasan saya lainnya meminta saya untuk menggantikan Beliau. Saat itu saya bilang ke atasan saya, saya belum siap baik secara technical skill maupun soft skill, artinya leadership skill," kenangnya.
Meski demikian berkat dorongan dari pimpinan perusahaan dan keluarga, Meyli akhirnya menyanggupi tawaran tersebut. Saat itu sang suami memberikan dukungan penuh terhadap langkah yang akan dijalaninya.
Selain menjabat sebagai Logistic Supply Chain Manager, ia juga memiliki jabatan sebagai Ketua Serikat Tolong Menolong Riau Komplek di lingkungan PT RAPP.
Itu adalah program bantuan kepada sesama karyawan melalui sistem iuran bulanan dalam bentuk sedekah. Dana yang terkumpul digunakan untuk menolong sesama anggota baik untuk pengobatan maupun uang santunan duka cita.
Perusahaan juga turut andil di dalamnya dengan menyediakan bantuan dana sejumlah uang yang terkumpul. Meyli mengatakan total bantuan Serikat Tolong Menolong Riau Komplek dari tahun berdiri (2010) hingga saat ini, berjumlah Rp 1,5 miliar. (nwy/ara)