Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan, saat ini fokus pengerjaan adalah konstruksi simpang susun yang ada pada tol ini.
"Depok-Antasari simpang susunnya lagi difinalkan, lagi terus dikerjakan, termasuk penyelesaian di badan jalan ada beberapa yang penyelesaian di badan sampingnya," katanya saat dihubungi detikFinance, Rabu (14/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan catatan detikFinance, tol yang konsesinya dimiliki oleh tiga badan usaha ini sudah beberapa kali gagal mencapai target pengoperasian.
Mulai dari target di awal tahun lalu yang memproyeksi Antasari-Brigif bisa dilewati tol pada bulan Oktober. Namun target tersebut molor ke akhir tahun atau Desember 2017 yang akhirnya juga gagal terealisasi.
Proyek ini juga sempat mengalami kecelakaan konstruksi pada awal tahun lalu, di mana box girder untuk pembangunan simpang susunnya ambrol. Namun kejadian tersebut diyakini tak mempengaruhi target pengoperasian, dan dipercaya bisa rampung pada bulan April mendatang.
"Tadi ditargetkan di bulan April ini selesai. Tapi ini masih terus dikejar," ucap Herry.
Sebagai informasi, kontraktor pelaksana pembangunan seksi I jalan tol ini adalah Kerja Sama Operasi (KSO) PT Waskita Karya, Hutama Karya dan PT PP yang bertanggung jawab membangun simpang susun penghubung jalan Tol Depok-Antasari dengan Tol Lingkar Luar Selatan di persimpangan depan sekolah HighScope, dengan surat perintah mulai kerja (SPMK) sejak Agustus 2016.
Namun sejak Februari 2017, konstruksi kemudian dilanjutkan oleh PT Girder Indonesia.
Pemilik konsesi dari ruas tol ini adalah PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) sebesar 62,5%, kemudian PT Waskita Toll Road 25% dan PT Pembangunan Perumahan 12,5%. (eds/ara)