Menanggapi hal itu, Direktur Teknik dan Sarana PT KCI, Fredi Firmansyah mengaku heran. Sebab ia menilai bahwa KRL sendiri tidak mengalami kemacetan. Namun kemacetan terjadi di luar stasiun.
"Ya itu yang sempat disindir bahwa PT KCI adalah penyebab kemacetan kami juga bingung. Kaminya nggak macet. Di luar stasiunnya yang macet," katanya di Seminar Masyarakat Transportasi Indonesia, Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (15/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bayangkan kalau misalkan migrasi penumpang ini nggak pakai kereta api. Bagaimana macetnya?" ucapnya diikuti tawa.
Dalam kesempatan itu, dia menambahkan selama empat tahun dari tahun 2013 hingga 2017 terjadi kenaikan rata-rata jumlah pengguna harian. Kenaikan tersebut sebesar 130,1%.
Sehingga keberadaan KRL dinilai memiliki dampak penting bagi migrasi masyarakat khususnya Jabodetabek.
"Rata-rata pengguna harian KRL tercatat peningkatan dari 431.886 pengguna di 2013 menjadi 993.992 di tahun 2017 atau dengan peningkatan sebesar 130,1%," jelasnya.
Seperti diketahui, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menuding stasiun KRL sebagai titik kemacetan di jalanan. Sebab banyak ojek online (ojol) maupun ojek pangkalan (opang) yang parkir di sekitar stasiun.
Pihaknya pun berencana akan mengatur tata ruang stasiun untuk mengurangi kemacetan tersebut dengan mencari lokasi kosong di sekitar stasiun sebagai tempat tunggu ojol maupun opang. (zlf/zlf)