"Kita kan sedang meningkatkan kapasitas kan bandara di 9 bandara dari 13 bandara itu, jadi alokasinya ada di Kulonprogo ada di Banjarmasin dan Bali. Kita diminta untuk menambah apron, mempersiapkan IMF targetnya Juni jadi kita beres fokusnya ke pengembangan kapasitas," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dalam Gathering Airlines dan Airports di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (21/2/2018).
Ia menjelaskan, anggaran tersebut merupakan dana internal dari AP I untuk meningkatkan kapasitas dalam memenuhi kebutuhan penumpang yang selalu meningkat.
"Investasi sudah kita anggarkan Rp 18,8 triliun untuk pengembangan infrastruktur. Fokusnya bagaimana kapasitas yang ada di bandara bisa ditingkatkan berupa air side dan land side," kata dia .
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk mensukseskan peningkatan kapasitas harus banyak berkomunikasi dengan airlines jangan sampai tidak sejalan. Paling tidak bisa mendengar masukan dan investsi kita bisa sejalan dengan kebutuhan airline," jelasnya.
Permasalahan yang ingin dipecahkan oleh AP I yaitu adanya peningkatan jumlah penumpang yang selalu lebih cepat dari peningkatan pembangunan kapasitas di bandara.
"Kita mengelola 13 bandara di bagian tengah dan timur Indonesia, kita juga mengelola bandara yang dikelola UPT (unit pelaksana teknis Kemenhub) seperti beberapa bandara di Labuan Bajo, Luwuk. AP 1 dan dari 13 bandara lainnya semua memiliki masalah yang sama yaitu lack of capacity (kekurangan kapasitas) dari petumbuhan trafik yang lebih tinggi," papar dia.
Dirinya menjelaskan, jika persoalan kapasitas bandara bisa diselesaikan maka pertumbuhan trafik bisa bertambah. Hal tersebut yang menjadi fokus utama, AP I di tahun 2018 untuk menambah kapasitas penumpang, mengoptimalkan fasilitas bandara dan menambah fasilitas yang lebih baik. (dna/dna)