Dia menyebutkan keterlibatan wanita dalam sektor tenaga kerja mampu meningkatkan PDB sebesar 9% di Jepang, 10% di Korea, dan 27% di India.
"Dengan beberapa perkiraan menutup kesenjangan gender di pasar tenaga kerja, dan dapat meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto)," kata Lagarde dalam acara High Level Conference Annual Meeting 2018 di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Selasa (27/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Indonesia, Lagarde bilang, partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja meningkat dalam beberapa tahun terakhir menjadi 51%. Hal ini menjadi momentum yang penting untuk menutup kesenjangan gender dan baik terhadap perekonomian.
"Ada ruang untuk meningkatkan proporsi wanita di tempat kerja, misalnya, menyediakan perawatan anak yang terjangkau dan mempromosikan akses perempuan terhadap keuangan," jelas dia.
Selain itu, Lagarde memiliki beberapa saran agar ekonomi tumbuh dengan kualitas serta peran wanita dalam perekonomian.
Dia menuturkan seluruh negara di dunia harus mampu mengelola ketidakpastian global dengan baik, yakni dengan mengelola tingkat inflasi di level rendah dan mengendalikan nilai tukar.
"Analisis IMF menunjukkan bahwa meningkatkan jangkauan dan kualitas ekspor suatu negara dapat menyebabkan pertumbuhan PDB lebih tinggi secara signifikan dan stabilitas ekonomi yang lebih besar," ungkap dia.
Dia menyebutkan diversifikasi atau perluasan ekspor dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen, dan itu sudah banyak dilakukan oleh negara-negara di ASEAN.
"Tapi penelitian IMF baru-baru ini menunjukkan bahwa, ketika manfaat pertumbuhan dibagi secara lebih luas, pertumbuhannya lebih kuat, lebih tahan lama, dan lebih tahan banting, misalnya, penurunan koefisien gini sebesar 5 poin dapat meningkatkan pertumbuhan PDB sebesar setengah persen selama lima tahun," tambah dia.
Baca juga: Bos IMF Sebut Ekonomi RI Sudah Mulai Bangkit |
Lebih lanjut dia mengungkapkan beberapa negara ASEAN sudah dalam posisi yang tepat dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi berkualitas dan melanjutkan perang melawan korupsi.
"Hal ini dapat mempermudah perusahaan baru dan inovatif untuk memulai dan berkembang, menciptakan lapangan kerja di sektor dinamis. Investasi infrastruktur berkualitas tinggi juga penting," tutup dia. (ara/ara)