Sampai saat ini pemerintah Indonesia masih belum merespon lebih jauh mengenai kebijakan AS tersebut. Sebab, sampai saat ini masih dalam pembahasan.
"Ya kita lihat saja dulu, di AS sendiri dinamika mengenai itu sendiri sedang diperdebatkan antara Presiden Trump dengan Kongres dan Senat-nya," kata Sri Mulyani di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (6/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengkhawatirkan jika kebijakan mengenai tarif bea masuk baja dan aluminium ini membuat negara lain juga menerapkan serupa sehingga menyebabkan perang tarif.
"Namun tentu saja kalau sampai terjadi adanya retorika untuk saling membalas dari sisi tarif, sejarah dunia sudah menunjukkan kalau terjadi perang dagang maka dampaknya buruk terhadap ekonomi dunia, itu sudah beberapa kali terjadi di dalam," ungkap dia.
Diketahui, pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump akan menerapkan tarif bea masuk (BM) tinggi hingga 25% yang berlaku untuk seluruh negara, dan aluminium sebesar 10%. (dna/dna)