"Lahan tadah hujan, biasanya tanam satu kali, bagaimana menjadi dua kali atau tiga kali. Itu ada 50%, lahan pertanian Indonesia yang menjadi lahan tadah hujan," tuturnya di sela-sela Jakarta Food Security Summit 4 di JCC, Jakarta, Kamis (8/3/2018).
Selain itu pihaknya juga telah menyiapkan bibit beras varietas baru yang dikembangkan oleh IPB yang diberi nama IPB3S. Bibit tersebut bisa menghasilkan produksi nasional beras menjadi 13,4 ton per hektare. Angka itu lebih tinggi dibanding rata-rata produksi beras saat ini 5 ton per hektare.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Pertanian juga akan meningkatkan pemberian alat mesin pertanian ke petani. Pemberian bantuan alat mesin pertanian sudah ditingkatkan.
"Mulai dari traktor, hand traktor, dan sebagainya diberikan ke petani secara gratis. Untuk menekan biaya produksi 30-40%," tambahnya.
Pemberian alat mesin pertanian itu diharapkan bisa menekan tingkat kehilangan produksi (loses) padi yang saat ini mencapai 10,2%.
"Dengan panen mekanisasi sistem combine harvester, itu kita bisa mengambil loses ini 10% katakanlah kali 70 juta ton. Berarti 7 juta ton x 4 juta, kita bisa selamatkan ke depan itu Rp 28 sampe Rp 30 triliun kehilangan petani," terangnya. (hns/hns)