Harga Batu Bara Diatur, Pengusaha Khawatir Negara Lain Minta Diskon

Harga Batu Bara Diatur, Pengusaha Khawatir Negara Lain Minta Diskon

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 09 Mar 2018 16:12 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mengkhawatirkan keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang menetapkan harga batu bara khusus untuk pembangkit listrik sebesar US$ 70/ton. Pasalnya dalam hal ini terjadi dualisme harga untuk domestik dan ekspor.

"Kan harga domestik ada, harga yang ekspor ada. Jadi dualisme harga kan. Itu kan nanti pembeli di luar juga bisa mempertanyakan juga nih bisa meminta diskon kan," kata Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia kepada detikFinance, Jakarta, Jumat (9/3/2018).


Dengan kata lain, nantinya harga batu bara yang diekspor bisa ikut turun karena harga batu bara domestik untuk listrik lebih rendah dari harga batu bara acuan (HBA) yakni US$ 70/ton. Importir yang membeli batu bara dari Indonesia pun berpotensi meminta harga batu bara lebih murah dari harga pasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya harga beda gitu kan, gimana. Bapak kalau dari sisi pembeli juga gitu kan. Lihat tetangga kok jualnya lebih murah," ujarnya.

Namun dia belum bisa memperkirakan dampak hal tersebut akan sejauh mana berpengaruh.

"Biasa lah kan kalau ada dua harga, pasti mereka minta diskon kan. Itu yang dikhawatirkan bisa terjadi. Cuma dampaknya sejauh apa kita belum tahu karena baru," lanjutnya.

[Gambas:Video 20detik]


Lebih lanjut, dia juga belum bisa memprediksi akan kah dualisme harga ini bisa menyebabkan ekspor batu bara turun. Pasalnya kebijakan pemerintah dalam mengendalikan harga komoditas ini baru kali ini dilakukan.

"Kita belum tahu ini kan pertama kali terjadi kan, pemerintah intervensi harga. Jadi kita belum tahu sejauh mana dampaknya mempengaruhi ekspor," tambahnya. (ara/ara)

Hide Ads