Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Imam Santoso mengatakan, saat ini ketiga bendungan tersebut sudah dalam tahap lelang dan secara paralel mengajukan izin kontrak pembangunan menggunakan anggaran multiyears kepada Kementerian Keuangan.
"Ketiganya sudah ada yang masukkan penawaran, sekarang lagi dievaluasi. Mestinya akhir Maret inilah. Karena sekarang sedang ajukan izin multiyears kontraknya ke Kementerian Keuangan," katanya ditemui di Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (13/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bendungan Sidan sendiri direncanakan memiliki kapasitas sebesar 3,13 juta m3, dan diharapkan dapat mengairi lahan seluas 4.595 ha serta menyediakan pasokan air baku sebesar 2,14 m3/s.
Sedangkan Bendungan Bener memiliki kapasitas tampungan sebesar 100,94 juta m3, dan dapat mengairi lahan seluas 15.069 ha, mengurangi debit banjir sebesar 210 m3/s serta menyediakan pasokan air baku sebesar 1,60 m3/s, dan listrik sebesar 6 MW.
Dan yang terakhir, Bendungan Tiga Dihaji memiliki kapasitas tampungan air sebesar 260,30 juta m3, yang diharapkan dapat mengairi lahan seluas 25.000 ha, serta menghasilkan listrik sebesar 20,8 MW.
Tahun ini sendiri, Kementerian PUPR menargetkan bisa melakukan kontrak pembangunan 11 bendungan lagi yang tersebar di seluruh Indonesia. Kesebelas bendungan tersebut yakni Bendungan Tiro di Provinsi Nangroe Aceh Darusalam, Bendungan Margatiga di Lampung, Bendungan Sementok di Jawa Timur, Bendungan Bolango Hulu di Gorontalo, Bendungan Meninting di Nusa Tenggara Barat, Bendungan Manikin di Nusa Tenggara Timur, Bendungan Mbay di Nusa Tenggara Timur, Bendungan Telaga Waja di Bali, Bendungan Bagong di Jawa Timur, Bendungan Randu Gunting di Jawa Tengah, dan Bendungan Sadawarna di Jawa Barat. (eds/zul)