Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Santoso Liem menjelaskan untuk mengantisipasi atau mencegah terjadinya skimming bank memiliki prosedur dan mekanisme operasional untuk melakukan pemeriksaan mesin ATM.
"Selain itu kami juga punya mekanisme pemeriksaan di mesin-mesin ATM. Apakah ada alat tambahan skimming di mesin atau tidak. Ya kami periksa sampai ke situ," kata Santoso saat dihubungi detikFinance, Rabu (14/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan, saat ini BCA memastikan bahwa seluruh mesin ATM tidak mudah ditambahkan alat skimming baik di manapun mesinnya ditempatkan. Selain dari sistem bank, BCA juga melakukan tindakan lain yaitu mengedukasi nasabah agar saat memasukkan nomor PIN lebih berhati-hati.
"Kami juga edukasi ke nasabah agar memasukkan PIN menutup dengan tangan lain, supaya tidak terlihat orang yang ada di samping atau di belakang," ujar dia.
Selain itu nasabah juga harus waspada jika ada orang tidak dikenal meminta tolong di dekat mesin ATM. "Jangan mudah memberi bantuan kepada yang tidak di kenal, lebih baik arahkan ke petugas keamanan," imbuh dia.
Santoso menjelaskan, nasabah juga harus waspada jika ada yang meminta untuk memberikan informasi data diri dan perbankan secara detail. Informasi seperti nomor KTP, tanggal lahir, nama gadis ibu kandung, nomor kartu debit/kredit, tiga nomor belakang (CVV) kartu kredit, atau PIN ATM, dan lain sebagainya adalah informasi penting yang harus dirahasiakan.
Selain itu, yang harus dihindari menurut Santoso adalah penggunaan tanggal lahir untuk nomor PIN.
"Tanggal lahir Anda bisa jadi sangat mudah dilacak. Anda mungkin pernah menulis tanggal lahir tersebut pada halaman media sosial Anda, atau menyebarkan profil dan biodata Anda secara tidak sengaja secara digital," ujar dia.
Dia menyebutkan canggihnya mesin pencari informasi dan data saat ini bisa dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk memperoleh informasi tanggal lahir tersebut.
"Jika harus menggunakan catatan, pastikan bahwa catatan berisi PIN tersebut tersimpan di tempat yang aman," ujarnya.
SEVP Teknologi Informasi BNI Dadang Setiabudi menjelaskan untuk meminimalisir risiko skimming, BNI meningkatkan keamanan di ATM.
"Pastikan tidak ada celah bagi fraudster untuk memodifikasi atau menambah apapun yang ada di mesin ATM," kata Dadang.
Ini dibarengi dengan pemeriksaan rutin dari petugas terhadap kondisi mesin ATM. Selain itu, upaya lain adalah meminimalkan lokasi mesin ATM di tempat yang berisiko tinggi, seperti jauh dari keramaian.
Dari sisi keamanan kartu, BNI sudah menyiapkan sistem berbasis chip. Dengan kondisi ini, seluruh kartu ATM milik nasabah BNI diarahkan untuk segera diganti dengan kartu yang menggunakan teknologi chip.
"Aspek lain adalah edukasi ke nasabah secara rutin melalui berbagai media, seperti e-mail, sms hingga petugas kantor cabang," ujarnya.
Corporate Secretary BRI Bambang Tribaroto mengatakan untuk mengantisipasi tindak kejahatan perbankan yang dilakukan melalui mesin ATM, BRI telah melakukan edukasi kepada nasabah melalui berbagai media.
"Antara lain kami rutin melakukan sms blast, edukasi di website BRI, media sosial. Selain itu, Bank BRI juga mengintensifkan pemeriksaan ATM untuk mengantisipasi tindak kejahatan skimming," kata Bambang.
Dia menjelaskan BRI terus berupaya meningkatkan pelayanan terhadap para nasabahnya, BRI senantiasa menampung dan merespon keluhan nasabah, demi tercapainya pelayanan yang prima dan konsisten. (ara/ara)