Dari data yang dimilikinya, ekspor RI ke China mencapai US$ 2,06 miliar, naik dibandingkan Januari US$ 1,19 miliar. Kemudian Amerika Serikat US$ 1,28 miliar turun dibandingkan Januari US$ 1,54 miliar dan Jepang US$ 1,26 miliar turun dibanding periode Januari US$ 1,38 miliar.
Kemudian periode Januari-Februari 2018, China menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$ 3,98 miliar atau 15,35%, diikuti AS senilai US$ 2,83 miliar atau 10,91% dan Jepang dengan nilai US$ 2,65 miliar atau 10,22%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ekspor RI Naik 11,7% di Februari 2018 |
Dia menjelaskan pangsa ekspor ke ASEAN tercatat US$ 5,64 miliar atau 21,74%, ke Uni Eropa US$ 2,76 miliar atau 10,66%. Suhariyanto menjelaskan China masih mendapatkan ekspor berupa bahan bakar mineral seperti batu bara, hewan, minyak nabati, besi dan baja.
Kemudian penurunan ekspor ke AS terjadi karena adanya proteksionis dari pemerintah AS. Namun ekspor biji besi dan baja dari Indonesia ke AS masih kecil.
"Namun untuk ekspor lemak dan minyak nabati ke AS minus 48%. Selain itu juga ada penurunan pada ekspor alas kaki," ujar dia.
(dna/dna)