Direktur Departemen Statistik BI Tutuk S.H Cahyono menjelaskan pertumbuhan ULN swasta ini dorong oleh peningkatan posisi ULN jangka panjang 3,9% year on year (yoy), sementara pertumbuhan ULN jangka pendek melambat menjadi 15,8%.
"Untuk ULN swasta sekitar US$ 127,2 miliar mayoritas sudah jangka panjang. Sisanya jangka pendek pertumbuhan terkendali," kata Tutuk dalam diskusi di Gedung BI, Jakarta, Kamis (15/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tutuk menambahkan, untuk ULN swasta Januari 2018 kategori perjanjian kredit meningkat signifikan yakni 1,1%. Sementara itu, ULN dalam bentuk utang dagang dan surat utang mengalami penurunan. Posisi ULN dari perusahaan non afiliasi sebagai kreditor terbesar dengan pangsa 65,9% dari total ULN swasta meningkat 0,3%.
"Dari sektor ekonomi, posisi ULN swasta pada akhir Januari 2018 terbanyak di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta pengadaan listrik, gas dan air bersih, keempat sektor itu menguasai sekitar 72,2% ULN swasta," ujar dia.
Sekedar informasi dari data BI per Januari 2018 ULN tercatat US$ 357,5 miliar tumbuh 10,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 324,3 miliar. Dari data Bank Indonesia (BI) jumlah utang ini terus mengalami peningkatan sejak Januari periode 2016 US$ 300 miliar. (dna/dna)