Begini Perjalanan Pemerintah Caplok 51% Saham Freeport

Begini Perjalanan Pemerintah Caplok 51% Saham Freeport

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Senin, 19 Mar 2018 11:16 WIB
Foto: Wahyu Daniel
Jakarta - Pemerintah menargetkan divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga 51% bisa selesai bulan depan. Sebelumnya, divestasi saham Freeport Indonesia hingga 51% ditargetkan selesai pada Juni 2018.

Pada 27 Agustus 2017 lalu, pemerintah dan Freeport McMoran (FCX) mencapai kesepahaman untuk melepas saham Freeport Indonesia hingga 51% kepada Indonesia. Selain itu, Freeport Indonesia juga berkomitmen membangun fasilitas pemurnian mineral alias smelter dalam lima tahun ke depan.

Freeport Indonesia juga bersedia mengubah dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dan mendapatkan jaminan operasi, serta pemerintah akan memberikan jaminan fiskal dan regulasi untuk Freeport Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak kesepahaman antara Pemerintah dan Freeport McMoran (FCX) di 27 Agustus tahun lalu, Inalum tidak berdiam diri dan berkhayal dalam ikhtiar untuk menguasai 51% saham Freeport Indonesia. Kita sudah banyak melakukan perundingan dengan pihak FCX maupun Rio Tinto," kata Head of Corporate Communication Inalum Rendi A Witular kepada detikFinance, Jakarta, Senin (19/3/2018).

Setelah kesepakatan itu terjadi, pada 24 September 2017 pemerintah, Inalum, dan FCX melakukan pertemuan di mana FCX menawarkan struktur divestasi ke pemerintah. Pembahasan terkait struktur divestasi pun berlanjut pada 27 Oktober 2017.

Pada 30 Oktober 2017, Kementerian BUMN, Inalum, dan Rio Tinto membahas 40% hak partisipasi Rio Tinto. Pembahasan serupa pun berlanjut pada 7 November 2017 terkait rencana konversi 40% hak partisipasi menjadi saham.

Perundingan tersebut pun cukup rutin dilakukan di minggu-minggu berikutnya hingga pada 15-17 Desember 2017 disetujui struktur transaksi divestasi saham Freeport Indonesia.

Kemudian, pada 12 Januari 2018 pemerintah pusat mengalokasikan 10% dari rencana 51% saham Freeport Indonesia untuk Pemda Papua dan Mimika. Perundingan terkait seluruh aspek operasional Freeport Indonesia pun dibahas pada akhir Januari lalu melibatkab pemerintah, Inalum, Rio Tinto, dan FCX.


Di bulan berikutnya, tepatnya 18 Februari 2018 dilakukan rapat koordinasi antara Inalum dan tim penasihat keuangan untuk membahas hasil due diligence dan valuasi Freeport Indonesia. Kemudian pada 28 Februari Inalum melakukan penawaran kepada Rio Tinto terkait rencana akuisisi hak partisipasi.

Pembahasan mengenai divestasi Freeport Indonesia juga dibahas dalam ratas kabinet di Istana terkait divestasi Freeport Indonesia.

Berdasarkan studi dari Deutsche Bank, valuasi 40% PI Rio Tinto sekitar US$ 3,3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun dengan kurs Rp 13.700. Angka tersebut di bawah harga pasar yang seharusnya dibayarkan Indonesia nantinya melalui PT Inalum (Persero).

(ara/ang)

Hide Ads