Proyek ini ditargetkan rampung pada 2019 mendatang, namun kini diperkirakan baru selesai 2020.
"Iya memang sebelumnya 2019, karena waktu itu kita harapkan di akhir 2016 urusan lahan tuh bebas. Jadi kami mohon maaf," ujarnya di lokasi proyek, Rabu (21/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang dalam semua program-program kita, biarpun kita sudah optimum, kita sudah bersama-sama tapi tetap saja ya ada hal kecil ini itu yang memang akhirnya memakan waktu lebih lama dan masalah yang terjadi masalah pembebasan lahan," lanjut Rini.
Rini pun memberi penjelasan bahwa masalah lahan memang kerap menghantui proyek-proyek pembangunan, tak hanya Kereta Cepat JKT-BDG. Dia pun memberi contoh beberapa proyek yang juga terhambat gara-gara masalah lahan.
"Bukan hanya di kereta cepat tapi juga di jalan tol, bandara yang sampai sekarang juga terlambat seperti runway tiga di Soekarno-Hatta yang kita harapkan kita bisa diselesaikan akhir tahun ini, nggak bisa karena pembebasan lahannya mungkin baru Juni ini bisa terselesaikan semua," ujarnya.
Rini menilai setidaknya walaupun molor dari target, saat ini progresnya semakin terlihat positif. Bahkan ditargetkan seluruh pengadaan lahan kelar April. Hal itu berkat kerjasama para pihak.
"Nah Alhamdulillah biarpun memang tidak seperti yang kita harapkan tapi setidaknya tercapai," tambah Rini.