Rini menyebut saat awal menjadi Menteri BUMN ada 26 perusahaan pelat merah yang kinerja keuangannya negatif.
"Waktu saya masuk yang rugi ada 26 perusahaan. Saya targetkan sebetulnya akhir 2017 bisa 10 tapi lewat dikit. Jadi saya minta deputi-deputi (Kementerian BUMN), 2018 kerja ekstra keras. Alhamdulillah tapi bisa turun tinggal 12," kata Rini di Bandung Barat, Rabu (21/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rini menjelaskan kenapa dulu banyak BUMN yang merugi. Hal itu disebabkan masing-masing ingin menang sendiri. Misalnya di sektor perbankan konstruksi alias BUMN Karya, masing-masing bersaing untuk jadi yang terhebat.
Sayangnya persaingan tersebut tidak menuai hasil positif. Yang ada justru rugi.
"Kompetisi satu sama lain saling potong potong bukannya menang malah buntung. akhirnya BUMN kita banyak yang sakit," jelasnya.
Namun, berkat sinergi antar BUMN yang mulai dibangun, jumlah BUMN rugi mulai berkurang.
"Ini tidak terlepas karena sekarang di antara kita sudah tak ada sekat yang malah saling menjatuhkan. Sekarang adanya bahwa hubungan erat gimana saling dukung. Sinergi BUMN betul-betul mulai terbentuk. Masih ada 1-2 yang kurang tapi 2018 harus tidak terlihat lagi," tambahnya. (hns/hns)