JK: Kalau Beras dan Garam Kurang, Kita Impor

JK: Kalau Beras dan Garam Kurang, Kita Impor

Noval Dhwinuari Antony - detikFinance
Selasa, 27 Mar 2018 20:04 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla (Foto: Rengga Sancaya)
Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan naik turunnya harga bahan pokok tergantung dari ketersediaan dan cuaca alam. Pemerintah akan tetap menjaga harga acuan meski harus mengimpor bahan pokok seperti beras dan garam.

"Kan harga-harga itu ada dua faktor, faktor ketersediaan dan cuaca di musim hujan begini. Tentu bawang juga susah, dan kedua juga perbedaan musim," ujar JK di kantornya di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (27/3/2018).


JK ditanya soal cara pemerintah menstabilkan harga bahan pokok jelang bulan ramadan. Menurut JK, pemerintah akan mengimpor bahan pokok seperti garam dan beras jika ketersediannya dipandang kurang. Yang terpenting kebutuhan masyarakat akan bahan pokok terpenuhi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena itu pemerintah seperti dengan beras dengan garam, kalau memang kurang ya kita impor. Yang paling penting kebutuhan pokok tersedia dengan harga yang wajar," kata JK.

"Kalau berlebihan kita ekspor, kalau kurang kita impor. Dan itu berjalan untuk menjaga harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, jadi harga acuan," imbuhnya.


JK membenarkan jika Bulog tidak membeli kebutuhan pokok dari petani saat harganya tinggi. Bulog bahkan harus menjual persediaan bahan pokok saat harga di petani sedang tinggi.

"Oh iya memang begitu, kalau harga tinggi Bulog tidak membeli, justru harus menjual. Kalau harga turun jatuh maka Bulog harus beli, itu memang hukumnya Bulog begitu," ucapnya.

Tugas utama Bulog adalah bagaimana menstabilkan ketersediaan dan harga bahan pokok. "Sekaligus kalau harga tinggi ya dia jual, dia punya stok. Kenapa dia harus punya stok minimum sejuta? Supaya itu," tuturnya. (nvl/dna)

Hide Ads