Krakatau Steel Bidik Penjualan Naik 40% di 2018

Krakatau Steel Bidik Penjualan Naik 40% di 2018

Muhammad Iqbal - detikFinance
Kamis, 29 Mar 2018 10:55 WIB
Foto: Krakatau Steel (istimewa)
Cilegon - PT Krakatau Steel optimistis kinerja perseroan di 2018 bakal membaik dibanding 2017 lalu dengan menargetkan peningkatan penjualan baja naik 40% di tahun ini. Hal itu menyusul dengan meruginya perusahaan baja nasional tersebut pada tahun lalu.

Perseroan sendiri sukses membukukan penurunan rugi tahun berjalan 2017 yakni sebesar Rp 1,15 triliun atau 54,90% lebih rendah dibandingkan rugi tahun 2016 sebesar Rp 2,55 triliun. Perbaikan kinerja itu dilihat dari perolehan laba usaha perseroan tahun 2017 setara Rp 443,36 miliar, atau tumbuh 154,79% dari nilai tahun 2016 sebesar Rp 286,30 miliar.

Direktur Utama PT Krakatau Steel, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi menuturkan, membaiknya kinerja perseroan dipicu oleh naiknya harga jual rata-rata produk baja. Krakatau Steel diklaim mampu meningkatkan pendapatan usaha menjadi setara Rp 19,39 triliun dari Rp 17,89 triliun pada 2016. Pertumbuhannya, kata dia, juga terjadi pada total aset perseroan, pada 2017 total aset perusahaan meningkat menjadi Rp 55,74 triliun atau naik 5,39% dari total aset tahun 2016 sebesar Rp 52,89 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami targetkan peningkatan penjualan (tahun 2018) sampai 40%. Kami akan terus melanjutkan sinergi BUMN dan memacu kinerja anak perusahaan. Kami semakin optimis kinerja perseroan semakin lebih baik lagi dan siap menghadapi segala tantangan di tahun 2018," ujar Mas Wigrantoro dalam keterangana tertulisnya, Kamis (29/3/2018).



Lanjut dia, KS telah menetapkan sejumlah langkah strategis untuk menghadapi kinerja tahun 2018. Antara lain dengan meningkatkan efisiensi biaya operasi, meningkatkan volume penjualan melalui perjanjian pasokan jangka panjang atau long term supply/agreement (LTSA) dengan pelanggan-pelanggan potensial serta sinergi dengan BUMN. Perseroan juga akan menjaga keandalan fasilitas produksi, melakukan penyelesaian proyek-proyek strategis tepat waktu, menjaga likuiditas perusahaan untuk ketersediaan modal kerja dan menurunkan beban keuangan perseroan.

Di sisi lain, manajemen KRAS juga terus mengupayakan dukungan Pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang melindungi produk baja domestik dari membanjirnya produk impor dan praktik unfair trade.

"Sampai saat ini, pemerintah juga telah menetapkan berbagai kebijakan yang mendukung industri baja nasional. Antara lain penetapan bea masuk, penerapan ketentuan bea masuk anti dumping countervailing duties, safeguard di area free trade zone (Batam), penerapan standardisasi produk baja, peningkatan sinergi BUMN dan penerapan tingkat kandungan dalam negeri," tuturnya.

(eds/eds)

Hide Ads