Dari rencana yang masih dikaji secara detil tersebut, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulfikli menjelaskan alasan mengapa pihaknya memilih untuk mengangkut penumpang KRL dengan kereta bandara karena faktor efektifitas.
Selama ini seperti diketahui, kereta bandara selalu tampak lenggang dan sepi. Sementara itu penumpukan terjadi di Stasiun Duri, hal tersebut yang akan dikaji mengenai kapasitas angkut KRL sampai kapasitas ruang tunggu di Stasiun Duri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, lantaran jumlah armada KRL yang dikelola PT KCI masih terbatas, maka untuk mengisi slot 1 jadwal keberangkatan, akan diperbantukan dengan armada kereta Bandara Soekarno-Hatta yang dikelola Railink.
"Dengan 1 (penambahan 1 jadwal keberangkatan), nggak cukup (armada KRL nggak cukup). Maka dimanfaatkan dengan railink yang kosong," sebut dia.
Sementara itu dari rencana tersebut Menteri Perhubungan Budi Karya menjelaskan, tarif yang dipatok untuk para penumpang KRL di KA Bandara adalah Rp 3.500, kemudian sisanya akan disubsidi pemerintah. Sebagai informasi harga tiket kereta bandara yaitu Rp 75.000, penumpang KRL bisa menggunakan KA Bandara selama masa penyesuaian peningkatan fasilitas dan jalur di stasiun duri.
"Memberikan jatah nanti jumlahnya akan ditentukan oleh pak dirjen ada para penumpang kereta api menggunakan kereta api Railink dengan waktu tertentu dengan juumlah tertentu yang akan ditentukan. Itu akan diberikan kepada para pecinta dan diberikan semacam satu tiket. Harga tiketnya sama dengan KRL. Ya makanya minta kepada mereka menujuk perwakilan itu harus menentukan mekanisme tertentu supaya ada keadilan. Nanti kami berikan subsidi supaya Railink sebagai perusahaan swasta nggak rugi," papar dia usai sarapan sambil berdiskusi bersama beberaoa dirjen KAI, KRL dan Railink di Hotel Le Meridien, Jumat (6/4/2018).
Hal Ini dilakukan karena Stasiun Duri belakangan inj mendadak terkenal karena video eskalator horor yang menggambarkan kepadatan penumpang baik yang masuk maupun keluar dari Stasiun Duri.
Selain itu untuk memecah penumpukan penumpang di Stasiun Duri, Budi Karya juga memberikan langkah jangka pendek dalam durasi satu bulan. Yaitu dengan panambahan jadwal perjalanan di jam sibuk pagi dan sore hari.
"Satu perjalanan dengan headway yang sama. Jadi kita akan persilakan para perwakilan pecinta menetapkan satu perjalanan dari Batu Ceper menuju Jakarta pada pagi hari. Dan sore hari dari Duri menuju Batu Ceper," kata dia. (dna/dna)