Stasiun Duri Masih 'Horor', Apa Rencana Menhub?

Stasiun Duri Masih 'Horor', Apa Rencana Menhub?

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Sabtu, 07 Apr 2018 10:30 WIB
Stasiun Duri Masih Horor, Apa Rencana Menhub?
Kondisi di Stasiun Duri. Foto: Selfie Miftahul Jannah
Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, sore tadi melakukan inspeksi dadakan (sidak) ke Stasiun Duri. Beberapa solusi sempat diutarakan Menhub untuk mengatasi kepadatan di Stasiun Duri, salah satunya menambah jadwal kereta di waktu sibuk sampai penumpang KRL bisa naik kereta bandara.

Belakangan Stasiun Duri mendadak terkenal karena video eskalator horor yang menggambarkan kepadatan penumpang baik yang masuk maupun keluar dari Stasiun Duri. Petugas ditambah dan disiagakan untuk pengamanan di lokasi.

Berikut berita lengkapnya:

Pagi itu, Menhub mengumpulkan sejumlah pejabat seperti Direktur Jendral Perkeretaapian Kemenhub, Direktur Jendral KCI dan Direktur Railink.

Pertemuan tersebut digelar di Restoran Hotel La Meridien sambil sarapan dengan komunitas pecinta kereta api membahas permasalahan desak-desakan horor di Stasiun Duri.

Dalam pembahasan tersebut Menteri Perhubungan terdengar memberikan arahan dan solusi jangka pendek mengenai jalur dan jadwal di Stasiun Duri agar tidak lagi terjadi kepadatan disana.

Menhub yang pagi tadi tampak santai berdiskusi sambil melahap omlet bersama beberapa jajaran Dirjen membahas solusi dari hasil diskusi dengan komunitas kereta api.

"Kita lihat di lapangan. Kemudian kita akan tambah 1 perjalanan saat jam sibuk, waktunya nanti kereta yang tentukan," papar dia, Jumat (6/4/2018).

Solusi lain yang akan dilakukan untuk memecah kepadatan di Stasiun Duri kata Menhub yaitu dengan dibangunnya dua tangga manual.

"Dalam satu bulan kita akan lakukan. Konstruksi tangga dalam waktu yang cepat. Ruang tunggu di duri akan ada tambahan tempat dan dilengkapi dengan tenda. Saya akan ke sana secara periodik. Secara garis besar pemerintah berusaha meningkatkan kapasitas KRL," papar dia.

Budi Karya berpendapat, pihaknya meminta pada KRL untuk menambah jadwal keberangkatan di jam sibuk. Rencanannya kereta yang dipakai untuk penambahan jadwal yaitu kereta jenis 12 gerbong dengan kapasitas 2.400 orang dengan perhitungan sederhana per gerbongnya muat 200 orang.

"Kita memberikan satu perjalanan di peak hour (jam sibuk) yang jamnya nanti akan ditentukan ditentukan," kata dia usai sarapan bersama komunitas pecinta kereta api, Jumat (6/4/2018).

Selain itu dirinya juga memberikan solusi, akan membuat siding dalam satu bulan. Serta membuat tangga tambahan agar penumpang yang transit atau berpindah jalur tidak menumpuk di eskalator.

"Dalam satu bulan kita akan lakukan. Konstruksi tangga akan dibuat dalam waktu yang cepat. Kemudian ruang tunggu di Duri tambahan tempat dan dilengkapi dengan tenda. Saya akan kesana periodik ya, secara garis besar pemerintah berusaha meningkatkan kapasitas KRL," papar dia.

Menhub menjelaskan kapasitas KRL saat ini bisa menampung 1,1 juta penumpang per hari. Yang kemudian akan ditingkatkan kapasitasnya menjadi 4 juta secara bertahap. Seiring dengan peningkatan tersebut, Menhub mengaku ada mismatch (ketidaksesuaian) dari realisasi kesepakatan yang dilakukan di atas kertas dan di lapangan. Pihaknya akan memantau kembali dampak dari pengurangan frekuensi KRL dan penambahan frekuensi KA Bandara.

"Dengan menambah kapasitas dengan tambahan gerbong apa yang terjadi adalah penumpukan di satu titik sehingga kapasitas stasiun tidak bisa menampung penumpang. Kita juga memberikan jatah, kepada para penumpang KA menggunakan KA Railink dengan jumlah tertentu yang akan dilakukan. Kita juga akan menambah tangga yang akan dibangun cepat dan ruang tunggu yang lebih lebar," tambahnya.


Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bakal memberikan kesempatan bagi para penumpang KRL agar bisa menggunakan kereta Bandara Soekarno-Hatta yang dikelola Railink.

Hal Ini dilakukan sebagai langkah jangka pendek mengurangi kepadatan penumpang yang mengakibatkan desak-desakan horor di Stasiun Duri belakangan ini.

"Memberikan jatah nanti jumlahnya akan ditentukan oleh pak dirjen ada para penumpang kereta api menggunakan kereta api Railink (Kereta Bandara) dengan waktu tertentu dengan jumlah tertentu yang akan ditentukan," kata Budi usai menggelar sarapan bareng sejumlah pejabat dan komunitas pengguna kereta di Hotel Le Meredien, Jakarta, Jumat (6/4/2018).

Dari rencana tersebut Budi Karya menjelaskan, tarif yang dipatok untuk para penumpang KRL di KA Bandara adalah sesuai dengan tarif KRL, kemudian sisanya akan disubsidi pemerintah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan nomor 35 tahun 2016, penumpang dikenakan minimum kilometer perjalanan untuk 1 s.d 25 kilometer pertama sebesar Rp 2.000, selanjutnya membayar Rp 1.000 untuk tiap 1 s.d 10 kilometer berikutnya dan berlaku kelipatan.

Sedangkan harga tiket kereta bandara yaitu Rp 70.000, penumpang KRL bisa menggunakan KA Bandara selama masa penyesuaian peningkatan fasilitas dan jalur di stasiun duri.

"Nanti kami berikan subsidi supaya Railink sebagai perusahaan swasta nggak rugi, kemudian akan tambah satu jadwal kereta satu perjalanan dengan headway yang sama. Jadi kita akan persilakan para perwakilan pecinta menetapkan satu perjalanan dari Batu Ceper menuju Jakarta pada pagi hari. Dan sore hari dari Duri menuju Batu Ceper," kata dia.

Untuk memfasilitasi peningkatan penumpang yang terjadi di Stasiun Duri, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan kesempatan bagi para penumpang KRL agar bisa menggunakan kereta Railink.

Dari rencana yang masih dikaji secara detil tersebut, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulfikli menjelaskan alasan mengapa pihaknya memilih untuk mengangkut penumpang KRL dengan kereta bandara karena faktor efektifitas.

"Kan permintaan dikembalikan ke jadwal semula setiap 20 menit. Pak menteri bilang selama pembangunan ini ada 1 dikembalikan lagi yang benar-benar jam sibuk pagi sama sore pakai KA-nya Railink," kata dia di hotel La Meridien, Jakarta (6/4/2018).

Namun, lantaran jumlah armada KRL yang dikelola PT KCI masih terbatas, maka untuk mengisi slot 1 jadwal keberangkatan, akan diperbantukan dengan armada kereta Bandara Soekarno-Hatta yang dikelola Railink.

"Dengan 1 (penambahan 1 jadwal keberangkatan), nggak cukup (armada KRL nggak cukup). Maka dimanfaatkan dengan railink yang kosong," sebut dia.

Direktur Utama PT Railink, Heru Kuswanto menjelaskan solusi tersebut akan dibahas terlebih dahulu.

"Kan mau dibahas dulu, yang jelas, prinsip- perinsip pelayanan KA Bandara yang selama ini plafon disusun di railink akan kita tagih bakal ada pembatasan tempat duduk. Nggak ada yang jual beli segala macam Itu nggak bisa dikorbankan. Jumlahnya berapa harus dimatangkan dulu karena kami rapat dengan dierjen kami sampaikan punya plafon kami hanya jual tempat duduk maksimal satu rangkaian 272 (orang)," papar dia.

Budi Karya yang sore tadi langsung mengecek kondisi Stasiun Duri sempat berjalan dan berdesakan dengan warga yang akan masuk dan keluar ke gerbong KRL. Beberapa warga bahkan tidak sadar sedang berdesakan dengan sosok menteri sore tadi.

Budi karya tampak sabar berjalan perlahan dengan rombongan warga menuju jalur penyeberangan (crossing) utara untuk memeriksa kondisi di lapangan secara langsung pada jam sibuk di Stasiun Duri.

Setelah melewati crossing utara Stasiun Duri, Budi langsung mencari Kereta Jurusan Duri-Tangerang dengan harapan bisa masuk dan memeriksa kepadatan seperti apa di dalam kereta di jalur tersebut.

Namun ketika kereta Duri Tangerang datang, para penumpang di Stasiun Duri tampak lebih ganas dan gesit ketimbang rombongan menteri perhubungan. Alhasil Menhub tidak kebagian tempat karena kereta terlalu penuh, bahkan penumpang yang berdiri harus berdesakan ke bagian dalam sampai mulut pintu agar pintu KRL bisa tertutup.

Karena tidak dapat ruang saking penuhnya, Budi Karya kemudian keluar dan mencoba kereta jurusan Stasiun Duri -Bogor. Kondisi di dalam kereta lebih lengang dibandingkan jurusan Duri-Tangerang. Budi Karya yang tidak kebagian tempat duduk langsung mengambil pegangan di tiang gerbong KRL sambil ngobrol dengan beberapa penumpang.

Sore tadi detikFinance yang ikut bersama Budi sempat berbincang ringan di dalam kereta. Dalam obrolan tersebut Menhub mengaku sering menggunakan kereta apalagi di kondisi padat.

"Saya sering naik kereta," kata Budi Karya sore tadi.

Hide Ads