"Waktu pembuatan terbatas. Perpres dan Pergub baru dapat Oktober 2016 dan biasanya manufacturer membutuhkan 24-28 bulan produksi," kata Satya kepada detikFinance saat dihubungi, Selasa (10/4/2018).
Volume pembelian juga minimal dalam satu batch, yaitu 16 kereta atau 8 trainset, yang tidak bisa dipenuhi produsen dalam negeri. Sehingga pembuatan kereta LRT Jakarta pun jatuh kepada perusahaan asal Korsel Hyundai Roterm, hasil dari proses pemilihan yang dilakukan dengan bantuan konsultan asal Inggris, Mott McD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ke depan, untuk koridor atau rute selanjutnya diharapkan produksi kereta bisa didatangkan dari dalam negeri seiring dengan peningkatan kapasitas produksi pabrik produsen dalam negeri.
"Untuk fase berikutnya, sudah saya minta mereka (INKA) untuk lebih siap. Mudah-mudahan pabrik barunya INKA sudah bisa membangun dengan kapasitas baru," kata Satya.
Adapun kereta LRT Jakarta yang diproduksi oleh Hyundai Roterm berhasil menjadi salah satu produksi kereta LRT yang tercepat di dunia karena dalam kurun waktu satu tahun sejak pemesanan, kereta tersebut dapat rampung hingga tahap uji coba. Sementara biasanya, waktu pengerjaan tersebut kata dia berkisar hingga 28 bulan.
Kereta ini juga memiliki banyak keunggulan. Sistem metronya akan menggunakan lintasan standard gauge dan dioperasikan dengan rel listrik ketiga berdaya 750 V DC, sama seperti kereta Amsterdam Metro di Belanda.
Adapun total berat kereta LRT Jakarta per trainset mencapai sekitar 35 ton. Total jumlah penumpang per set yang bisa dilayani kereta tersebut mencapai 278 orang dengan kondisi nyaman. (eds/zlf)