Pedoman Memilih Saham Gocap

Pedoman Memilih Saham Gocap

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 10 Apr 2018 13:14 WIB
Gedung BEI. Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Tidak semua saham-saham di harga Rp 50 atau gocap punya masa depan suram. Ada beberapa saham gocap yang bangkit malah bisa masuk dalam daftar saham paling likuid LQ45 seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Jika memilih dengan tepat saham-saham gocap bisa memberikan keuntungan besar. Sebut saja investor ternama Lo Kheng Hong (LKH) yang dikabarkan meraup untung besar dari saham BUMI karena sudah membelinya sejak di harga Rp 50.

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan, tidak semua saham gocap buruk. Beberapa saham tidur di level gocap memang karena nilai wajarnya di level itu, namun sebenarnya ada saham-saham gocap yang sebenarnya valuasinya lebih tinggi. LKH pun membeli saham BUMI berpegang teguh akan hal itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seperti TAXI (PT Express Transindo Utama Tbk) harganya turun akibat maraknya taksi online. Beberapa waktu terakhir meningkat karena adanya spekulasi mau dibeli pemain taksi online. Dari sisi regulasi juga mendukung adanya moratorium taksi online. Itu memberikan sentimen positif," tuturnya kepada detikFinance, Selasa (10/4/2018).

Meski berisiko tinggi, Frederik menyarankan agar sebelum memilih saham gocap pastikan fundamental perusahaan masih positif, baik dari sisi prospek usaha maupun valuasinya.

Kemudian perhatikan likuiditas sahamnya di pasar modal. Terkadang beberapa saham-saham gocap masih ramai ditransaksikan baik di pasar reguler maupun negosiasi.

Terakhir perhatikan momentum dan target waktu untuk membelinya. Perhatikan gerak-gerik rencana aksi korporasi dari perusahaan yang sahamnya tengah dibidik.

Jika itu dilakukan maka bukan tidak mungkin meraup untung dari kebangkitan saham-saham gocap. Tentu harus sabar untuk menantikan kebangkitan saham gocap, seperti halnya menabung.


Tahun ini saja sudah ada 4 saham yang telah keluar dari kelompok saham dengan harga terendah Rp 50 alias gocap, yakni PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI), PT Mahaka Media Tbk (ABBA), PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) dan PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL). Keempat saham itu di akhir 2017 masih berlabel gocap, namun kini harganya sudah melambung.

Sementara menurut data perdagangan BEI hingga 9 April 2018 masih ada sekitar 31 saham di zona gocap. Dari jumlah saham gocap yang ada saat ini sekitar 7 saham dalam kondisi di suspensi. Itu artinya masih ada 24 saham gocap yang masih bisa ditransaksikan.

Dari 24 saham gocap tersebut, saham yang paling aktif diperdagangkan di antaranya saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA). Meski masih di level gocap, kemarin saham DEWA ditransaksikan sebanyak 73,33 juta lembar saham dengan nilai mencapai Rp 3,66 miliar. Frekuensi transaksinya mencapai 935 kali.

Di urutan kedua ada saham PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI). Kemarin saham perusahaan yang ingin menggarap LRT Jabodetabek ini ditransaksikan sebanyak 707.100 lembar saham dengan nilai Rp 35,3 juta dalam frekuensi perdagangkan 15 kali

Kemudian ada saham PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP), saham ini kemarin ditransaksikan sebanyak 671.900 lembar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 33,59 juta dalam frekuensi 75 kali.

(ang/ang)

Hide Ads