Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo menjelaskan dalam rapat ini akan dibahas sejumlah kebijakan untuk penguatan industri nasional. Contohnya pengembangan kawasan ekonomi khusus lengkap dengan kebijakan insentif perpajakan, kemudahan perizinan, akses pasar serta dukungan infrastruktur berkualitas untuk meningkatkan penguatan industri.
"Kemudian juga akan dibahas perluasan akses pasar seperti perjanjian perdagangan, termasuk meningkatkan daya tarik investasi. Integrasi global value chain (rantai pasok global) dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui penguatan efisiensi perdagangan lintas wilayah," ujar Dody di Hotel Radisson, Batam, Kamis (12/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Produk ekspor dari Batam memiliki nilai tambah karena sudah diolah dan memiliki hasil yang lebih baik ke perekonomian.
"Batam menduduki ranking kedua dalam menyumbang ekspor nasional dari sisi teknologi," ujar Doay.
Deputi Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir menjelaskan rakor ini mengajak pemerintah untuk memetakan permasalahan di sektor industri. Menurut Iskandar untuk mendukung pertumbuhan dibutuhkan kawasan ekonomi khusus (KEK), karena bisa menimbulkan bergeraknya perekonomian dan menciptakan skala ekonomi yang baik.
Baca juga: Bank Dunia: Ekonomi RI Tumbuh 5,3% Tahun Ini |
"Kalau skala ekonominya sudah jalan, harga produksi di wilayah itu bisa lebih mudah dan lebih murah karena dikerjakan bersama-sama," imbuh dia.
Dia mengungkapkan, dalam rakor juga akan dibahas terkait pengembangan kawasan ekonomi untuk meningkatkan investasi, ekspor dan tenaga kerja yang memiliki skill yang tinggi. Menurut dia, investasi juga harus diiringi dengan perizinan yang cepat agar ease of doing businessnya bisa lebih baik. (hns/hns)