Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, untuk kebutuhan dana untuk mengakuisisi saham PTFI dihimpun dari sindikasi pinjaman perbankan. Ada lebih dari 5 bank dalam pinjaman sindikasi tersebut, namun belum disebutkan nama-nama banknya yang salah satunya dari Jepang.
"Banknya ada beberapa bank sindikasi kok, yang sudah bersedia di atas 5 bank yang bersedia kasih. Ya kita tinggal pilih, kita pilih yang paling murah. kita pilih bank Jepang karena ratenya murah," tuturnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (12/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayang, Budi enggan menyebutkan berapa pinjaman perbankan yang akan dihimpunnya. Namun dia memastikan bahwa dari sisi pendanaan Inalum sudah siap.
Sama bankirnya sudah ketemu. Sudah ada jumlah dan toolsnya kira-kira seperti apa. Jadi memberikan confidence bahwa kita bisa melakukan transaksi itu," tegasnya.
Pihaknua juga sudah melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait transaksi tersebut. Saat ini hanya tinggal mencocokkan kesepakatan harga.
"Negosiasinya pasti lebih alot dari pada beli kain batik. Uangnya sudah ada, orangnya sudah mau, tinggal tawar-tawaran saja, biasa lah," kata Budi.
Diketahui, pemerintah akan mengakuisisi participating interest atau hak partisipasi sebesar 40% Rio Tinto dalam pengelolaan tambang Grasberg. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya memuluskan jalan pemerintah dalam mengakuisisi saham Freeport Indonesia hingga 51%.
Pengambilalihan 40% participating interest (PI) Rio Tinto selanjutnya dikonversi menjadi saham. Konversi ini membuat persentase saham pemerintah di Freeport Indonesia sebesar 9,36% terdelusi menjadi sekitar 5%.
Selanjutnya, 9,36% saham Indocopper Investama juga akan diakuisisi pemerintah. Indocopper Investama memiliki andil 9,36% di Freeport Indonesia. Persentase saham Indocopper Investama juga akan mengalami delusi menjadi 5% akibat dikonversinya PI Rio Tinto 40% menjadi saham. (Danang Sugianto/dna)