Anies dan 12 Gerbong MRT di Lebak Bulus

Anies dan 12 Gerbong MRT di Lebak Bulus

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 13 Apr 2018 08:05 WIB
Anies dan 12 Gerbong MRT di Lebak Bulus
Gubernur DKI Anies Baswedan di Depo MRT. Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melihat untuk pertama kalinya secara langsung rupa kereta mass rapid transit (MRT) Jakarta yang telah tiba dari Jepang. Anies datang ke depo MRT di Lebak Bulus setelah seluruh gerbong dari dua rangkaian atau trainset kereta MRT selesai diangkut dari Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara.

Momen tersebut dimanfaatkan Anies dengan membawa putranya Kaisar Hakam Baswedan yang sama-sama mengenakan pakaian batik dengan ayahnya itu. Dengan senyum semringah, Anies tampak penuh semangat dan antusias melihat rupa kereta MRT pertama milik Indonesia tersebut, sambil tak lupa sesekali berbincang dengan Kaisar yang diajaknya.

Romantisme Anies dengan 12 gerbong kereta MRT yang telah mendarat di atas rel depo Lebak Bulus juga ditunjukkan lewat sejumlah momen pengabadian dengan berfoto di dalam dan luar kereta. Anies bahkan mengajak masinis wanita yang tampak telah menunggunya di bagian depan atau kepala kereta MRT untuk berfoto bersama menggunakan kamera ponsel pribadi yang dikeluarkannya dari sakunya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam keterangannya, Anies mengaku senang melihat perkembangan pembangunan kereta MRT Jakarta yang semakin baik menuju pengoperasian di bulan Maret 2019. Sejumlah harapan dan optimisme pun disampaikannya pada momen itu.

Apa saja yang disampaikan Anies pada kunjungannya di Depo Lebak Bulus? Berikut cerita lengkapnya:

Jadi Budaya Baik yang Baru di Jakarta

Foto: Lamhot Aritonang
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap dengan beroperasinya MRT Jakarta nanti maka bisa membentuk budaya baik yang baru bagi warga Jakarta. Pasalnya, penggunaan MRT diyakini akan membentuk budaya seperti disiplin waktu, aturan dan kebersihan bagi para penggunanya.

"MRT bukan hanya transportasi tapi juga media membentuk kebiasaan dan budaya baru. Budaya antre, tepat waktu, bersih, karena MRT nya sendiri harus dikelola seperti itu. Semua menerapkan kedisiplinan amat tinggi. Kita harap proyek ini tetap berjalan dengan baik, selesai tepat waktu dan tentunya dengan kualitas yang baik," katanya.

Tak hanya itu, Anies juga ingin transportasi umum massal di Jakarta seperti MRT bisa menjadi solusi dari kemacetan di Ibu Kota. Untuk itu, dia ingin makin banyak orang beralih menggunakan transportasi umum seperti MRT, termasuk hingga kalangan bos atau petinggi perusahaan.

"MRT akan jadi melting pot (tempat melebur) masyarakat di Jakarta. Satu gerbongnya bisa mengangkut hingga 300 orang. Mulai dari orang top di perusahaan sampai yang bekerja di support systemnya," katanya.

"Saat ini mayoritas masih menggunakan kendaraan pribadi tapi tidak berinteraksi satu sama lain. Masyarakat dari segala strata akan berada di tempat yang sama dan akan memperkuat interaksi antar warga. Termasuk di dalam ada tempat untuk difabel, dan priority seat," tambah Anies.

Bangga Ada Masinis Wanita

Foto: Lamhot Aritonang
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswesan mengaku bangga kereta MRT Jakarta akan turut dioperasikan oleh masinis wanita. Saat ini dari 70 masinis yang diperlukan untuk pengoperasian MRT Jakarta, sebanyak 32 masinis telah siap dan lima di antaranya merupakan masinis wanita.

"Kami bangga dengan putra putri Indonesia yang telah mengerjakan proyek ini. Dari total masinis yang dibutuhkan nanti, 32 masinis sudah ada, lima di antaranya perempuan," kata Anies.

Adapun umur lima masinis wanita itu berkisar antara 21 tahun hingga 24 tahun. Anies sempat menemui salah satu masinis wanita bernama Tiara yang berusia 21 tahun saat meninjau 12 gerbong kereta MRT yang sudah tiba di depo Lebak Bulus.

"Sempat kita ke inspection set, kita juga sempat ketemu dengan masinis perempuan bernama Tiara usia 21 tahun. Kita akan punya fasilitas transportasi yang efisien dan efektif nantinya karena satu kereta ada 50 kursi dan bisa memuat sampai 250 sampai orang. Jadi dalam satu rangkaian (6 gerbong) bisa angkut 1.800 orang," ujar Anies.

MRT Tahap II Mulai Desember 2018

Foto: Lamhot Aritonang
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan pembangunan jalur kereta mass rapid transit (MRT) Jakarta tahap II akan dimulai pada bulan Desember tahun ini. Tahap II nanti akan menyambungkan stasiun bundaran hotel Indonesia (HI) di Jakarta Pusat hingga Kampung Bandan di Jakarta Utara.

"Tahap I InsyaAllah bulan Maret 2019 akan operasi. Fase 2 groundbreakingnya Desember 2018," katanya saat ditemui di depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (12/4/2018).

Rute jalur MRT Jakarta tahap II sendiri akan banyak menggunakan jalur bawah tanah mengingat rute yang dilalui cukup padat. Hal ini menyebabkan dana yang dibutuhkan untuk membangun MRT fase 2 akan lebih besar dibanding MRT fase 1, meski jalur MRT fase 2 jauh lebih pendek dibanding fase 1, yakni hanya sepanjang 7,8 km.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan saat ini pihaknya tengah menyelesaikan detail engineering design (DED) untuk proyek ini agar bisa dimulai proses tendernya pada bulan Agustus nanti.

"Kita akan mulai groundbreaking di receiving sub station. Jadi stasiun listrik power dan itu akan ditempatkan di daerah Monas. Jadi yang harus kita kerjakan duluan itu receiving sub stationnya. Diletakkan di dekat Stasiun Monas," kata William.

Belum Ada Kepastian Harga Tiket

Foto: Lamhot Aritonang
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan menjawab mengenai harga tiket kereta mass rapid transit (MRT) Jakarta tahap I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) yang akan beroperasi setahun lagi. Mantan Mendikbud tersebut tak banyak bicara saat ditanya mengenai harga tiket MRT yang akan dikenakan nanti dan subsidi yang akan diberikan oleh Pemprov DKI Jakarta terhadap harga tiket tersebut.

"Untuk itu (harga tiket) saya belum ada jawaban," katanya singkat.

Sebelumnya PT MRT Jakarta memperkirakan tarif untuk penumpang MRT berada di kisaran Rp 17.000 hingga 20.000 per penumpang. Namun harga tersebut belum mendapatkan subsidi dari pemprov DKI Jakarta dan menggunakan survei di tahun 2011.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan saat ini pihaknya belum merampungkan penghitungan tarif lantaran masih menunggu kajian jumlah penumpang. Kajian tersebut diharapkan sudah rampung pada April ini sehingga perhitungan tarif teranyar bisa dimulai.

"April ini kajiannya selesai dan kita kirim kepada pemerintah dan nanti pemerintah akan memutuskan mau memberikan subsidi berapa," katanya.

Dijamin On Time

Foto: Lamhot Aritonang
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, tepat waktunya pengoperasian kereta MRT Jakarta akan menjadi perbedaan mendasar moda ini dengan jenis transportasi berbasis rel lainnya. Hal itu disebabkan pengoperasiannya yang dilakukan secara otomatis sehingga jadwal kedatangan dan berangkat kereta akan selalu tepat waktu.

"Jadi kalau dilihat dari sistem otomatisasi persinyalan atau pengoperasian, ini dilakukan namanya communication based control, di mana pengoperasian dilakukan secara otomatis. Seluruh proses dari kereta itu dilakukan di center atau pusat pengendalian kereta api. Jadi itu akan on time (tepat waktu) berangkatnya, kapan dan berhentinya kapan, titik berangkat dan berhentinya di mana," katanya.

Hal inilah yang membuat Gubernur DKI Jakarta yakin kehadiran MRT Jakarta akan membentuk budaya baik yang baru di Jakarta. Kehadiran MRT dipercaya akan mengubah budaya masyarakat menjadi lebih disiplin akan waktu, aturan hingga kebersihan.

"Budaya antre, tepat waktu, bersih akan terbentuk karena MRT nya sendiri harus dikelola seperti itu," kata Anies.

Adapun kereta MRT tahap I akan beroperasi dengan 14 trainset atau 84 gerbong, dan 2 kereta untuk cadangan atau maintenance. Di fase I ini, MRT Jakarta menyiapkan 16 set kereta yang akan melayani masyarakat Jakarta sejak pukul 05.00 WIB hingga 24.00 WIB, dengan waktu tunggu atau headway selama lima menit saat jam sibuk.

Solusi Macet

Foto: Eduardo SImorangkir/detikFinance
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, semakin banyaknya jalur-jalur transportasi yang dibangun tak cukup untuk menjadi jawaban permasalahan macet di Jakarta. Menurutnya, masalah macet bisa dituntaskan apabila sudah lebih banyak orang yang menggunakan kendaraan umum dalam bepergian dibanding kendaraan pribadi.

"Solusi terhadap masalah transprotasi Jakarta kata kuncinya adalah membuat lebih banyak warga menggunakan kendaraan umum, bukan sekedar membuat rute atau lintasan-lintasan jalannya," katanya.

Mengajak lebih banyak orang menggunakan kendaraan umum menurut Anies dapat dicapai dengan melakukan integrasi antar setiap moda transportasi sehingga kenyamanan dan kemudahan dalam mobilitas bisa dirasakan masyarakat. Hal inilah yang akan dilakukan Pemprov DKI Jakarta dengan memanggil seluruh penyedia jasa layanan transportasi di Jakarta dalam rangka membahas integrasi transportasi di Jakarta dan kota penyangga sekitarnya ke depan.

"Jumat besok kita akan shopping masalah sama mereka (penyedia layanan transportasi) untuk memastikan rute kendaraan umum di Jakarta lebih luas. Integrasi antar moda. Terintegrasi secara manajemen. Saat ini ada banyak pengelola dan satu sama lain belum tentu berinteraksi secara baik. Padahal kita target di 2030 ada 60% warga naik kendaraan umum. Itu akan terjadi jika moda transportasi saling terintegrasi," katanya.

Progres pembangunan MRT Jakarta sendiri sampai saat ini telah mencapai 92,5%. Praktis sisa pekerjaan pembangunan fisik MRT Jakarta tinggal menyisakan sekitar 7,5% lagi menuju pengoperasian kereta di Maret 2019.

PT MRT Jakarta saat ini fokus menyelesaikan sejumlah pekerjaan di dalam stasiun, termasuk pemasangan rel kereta. Hal ini menyusul bakal dilakukannya uji coba test and commisioning di bulan Agustus mendatang untuk dua trainset pertama kereta, yang akan terus berlanjut sampai akhir tahun nanti.

Halaman 2 dari 7
(eds/ang)
Hide Ads