Dapat Penghargaan Internasional, Apa Prestasi Menteri Jokowi?

Dapat Penghargaan Internasional, Apa Prestasi Menteri Jokowi?

Trio Hamdani - detikFinance
Minggu, 15 Apr 2018 13:30 WIB
Dapat Penghargaan Internasional, Apa Prestasi Menteri Jokowi?
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Sederet nama menteri di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang ekonomi diganjar penghargaan internasional berkat kinerja yang positif. Setidaknya ada beberapa nama menteri yang prestasinya diakui internasional.

Nama-nama tersebut, diantaranya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Ketiganya merupakan menteri-menteri ekonomi Jokowi.

Lantas, apa prestasi mereka sehingga dianggap pantas menerima penghargaan internasional?
Sri Mulyani Indrawati dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia Pasifik Tahun 2018 versi majalah keuangan, FinanceAsia, tepatnya pada April 2018.

Dikutip dari situs Kemenkeu.go.id, menurut FinanceAsia, Sri Mulyani berhasil membawa perkonomian Indonesia ke arah yang lebih baik. Mantan Direktur Bank Dunia itu dianggap berhasil memanfaatkan kesempatan kemajuan ekonomi global untuk mereformasi struktur keuangan pada 2017 sehingga dapat bertahan saat terjadi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.

"Hal ini juga merupakan pengakuan dan apresiasi atas kerja keras Pemerintah di bidang ekonomi, yang didukung oleh kerja sama yang baik antara Kementerian Keuangan dan seluruh pemangku kepentingan," kata Sri Mulyani dikutip dari situs Kemenkeu.go.id, Sabtu (14/4/2018).

Ia menambahkan, Menkeu adalah jabatan publik dan abdi negara yang bertanggung jawab mengelola keuangan negara yang sebesar-besarnya buat kesejahteraan rakyat.

Dirinya juga menerima Penghargaan Menteri Terbaik di Dunia (Best Minister in the World Award) di World Government Summit yang diselenggarakan di Dubai, Uni Arab Emirates, pada Februari 2018.

Yang mengantarkan Sri Mulyani menerima penghargaan ini menurutnya menjadi bukti bahwa prestasi Indonesia diakui secara internasional. Pasalnya, penghargaan ini merupakan penghargaan global yang diberikan kepada satu orang menteri saja dari semua negara di dunia yang telah dilakukan sejak 2016.

Beliau mengatakan bahwa penghargaan tersebut merupakan pengakuan atas kerja kolektif pemerintah di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo, khususnya di bidang ekonomi. Berbagai upaya reformasi kebijakan telah dicanangkan di Kementerian Keuangan, bertujuan untuk mendorong kebijakan fiskal menuju pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Reformasi birokasi di Kementerian Keuangan juga sudah membuahkan banyak hasil.

Susi Pudjiastuti menerima penghargaan Seafood Champion Award dalam acara Seaweb Seafood Summit di Seattle, Amerika Serikat, pada Juni 2017.

Susi dianugerahi penghargaan tersebut karena dinilai sangat berani memberantas praktik penangkapan ikan secara ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (illegal unreported and unregulated fishing) oleh kapal asing dan lokal yang terjadi di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPPRI).

Dari kebijakannya itu, sejumlah torehan positif berhasil diraih mulai dari peningkatan ekspor produk perikanan Indonesia, 363 kapal yang ditenggelamkan dalam 3 tahun membuat jumlah ikan yang boleh ditangkap di perairan Indonesia meningkat, hingga PDB perikanan Indonesia yang dalam sejarah pertama kalinya berhasil jadi yang tertinggi di Asia Tenggara.

Selain itu, Susi juga dianggap telah berperan penting dalam menjaga kesehatan laut dan praktik pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang bertanggung jawab, melalui pelarangan penggunaan trawls dan alat tangkap tidak ramah lingkungan lainnya.

Sebelumnya dia pun menerima penghargaan maritim tertinggi dunia yakni Peter Benchley Ocean Awards di Smithsonian, Washington DC, pada Mei 2017.

Hal itu tidak terlepas dari kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam menerapkan berbagai kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia yang meliputi pilar kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan.

Beberapa di antaranya, kebijakan pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal, kebijakan yang melarang penangkapan lobster/kepiting dan rajungan ukuran tertentu, kebijakan yang melarang penggunaan alat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, dan lainnya.

Kebijakan-kebijakan tersebut dinilai telah berhasil memulihkan kondisi perikanan Indonesia menjadi lebih baik.

Susi menilai, penghargaan ini merupakan anugerah yang semakin meyakinkan dirinya, bahwa yang dilakukan Indonesia selama ini sudah benar.

"Saya yakin bahwa apa yang kita lakukan sudah benar. Apalagi secara parameter ekonomi kan juga sangat luar biasa. Jadi kita melihat bahwa perang melawan illegal fishing ini adalah perang yang menguntungkan. Tidak ada perang yang menguntungkan selain perang melawan illegal fishing," kata Susi pada Mei 2017.

Dia juga pernah mendapat penghargaan Leaders for a Living Planet dari World Wildlife Fund (WWF) di Washington DC, pada September 2016.

Penghargaan diberikan langsung oleh Presiden WWF Internasional Yolanda Kakabadse. Dalam sambutannya, Kakabadse menyatakan WWF selama ini telah memantau kiprah Susi dalam 1,5 tahun terakhir.

WWF menekankan peran Susi dalam pemberantasan illegal fishing, dan perlawanan terhadap Unregulated and Unreported Fishing (IUUF).

"Menteri Susi memiliki semangat yang nyata dalam melestarikan lingkungan, terutama dalam memberantas penangkapan ikan secara ilegal. Tak banyak orang yang bisa melakukan langkah seperti ini," kata Kakabadse.

Susi mengapresiasi penghargaan lingkungan ini. Dia merasa tidak sendiri dalam menjaga kelestarian ekosistem laut.

"Di awal-awal saya melaksanakan kebijakan penenggelaman kapal, saya mendapatkan kritik dari pegiat lingkungan. Kata mereka itu bisa merusak, tapi syukurlah lama-lama mereka bisa mengerti bahwa ini untuk kelestarian lingkungan," ujar Susi dalam sambutannya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menerima penghargaan International Lifetime Contribution Award 2017 dari Perhimpunan Insinyur Jepang atau Japan Society of Civil Engineers (JSCE), pada Juli 2017.

Basuki merupakan tokoh Indonesia pertama yang menerima penghargaan ini karena dinilai berhasil dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh wilayah Indonesia.

Dia menyampaikan penghargaan ini diperoleh saat pemerintahan tengah bekerja dan berjuang keras membangun bangsa melalui infrastruktur PUPR, mengejar ketertinggalan, dan membangun peradaban Indonesia yang lebih maju, makmur dan sejahtera.

Penghargaan juga dimaknai sebagai pengakuan atas kerja keras semua pihak dalam pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

"Dengan ketulusan dan kerendahan hati, saya menerima penghargaan dari JSCE ini dengan penuh tanggungjawab dan sikap profesional. Saya berharap penghargaan ini akan menjadi simbol untuk lebih mempererat dan memperkuat kerjasama bilateral antara Jepang dan Indonesia yang lebih produktif dan saling menguntungkan bagi kedua negara," kata Basuki.

Basuki juga pernah menerima penghargaan dari Asean Federation Engineering Organization(AFEO) atau organisasi insinyur di Asean untuk kategori AFEO Distinguished Honorary Fellow pada acara 34th Conference of The Asean Federation of Engineering Organization (CAFEO) pada November 2016 di Puerto Princessa, Palawan, Filipina.

Dia mendapat penghargaan karena kontribusinya dalam bidang keinsinyuran di Asean.

Disamping itu juga diberikan penghargaan Asean untuk proyek infrastruktur yakni pengembangan Jalan Lingkar Nagreg, Jembatan Merah Putih di Ambon dan Telkomsel Merah Putih. Proyek-proyek tersebut dianggap merupakan solusi signifikan di lingkungannya.

Hide Ads