Revolusi tersebut terlihat dari perubahan penyerapan jenis tenaga kerja. Pada revolusi industri ketiga, tenaga kerja lebih bertitik berat pada otomatisasi dan robotisasi dibanding revolusi industri kedua.
"Revolusi industri ini merupakan proses dari revolusi industri sebelumnya. Bagi Indonesia ini berjalan secara beriringan. Kemudian itu di tahun 1970 sampai hari ini," kata Airlangga di Forum Merdeka Barat, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Jakarta, Senin (16/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada industri 4.0 yang terjadi adalah efisiensi dari revolusi industri 3.0, ini terjadi karena terkoneksinya manusia dan mesin dengan internet
"Di mana efisiensi mesin dengan manusia dan mesin dengan mesin sudah terkonektivitas oleh internet of things. Kalau dulu ada proses manufaktur sekarang antara konsumen dengan produksi itu berinteraksi secara langsung," terangnya.
Airlangga juga menjelaskan perbedaan industri 3.0 dengan industri 4.0 adalah dari penggerak. Bila industri 3.0 digerakkan oleh profit maka 4.0 lebih didorong oleh harga.
"Lihat industri 3.0 dengan 4.0 adalah value chainnya. Industri 3.0 didrive oleh profit dan 4.0 itu oleh harga dan cost dan banyak produk-produk yang cost itu tentunya ujung value added dan supply chain," terang Airlangga. (hns/hns)