Menurut pihak investor, PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU), bandara itu akan dibangun lepas pantai.
"Kita tetap di lepas pantai karena di sanalah yang mengakomodir keinginan warga sana untuk tidak mengganggu Pura tidak mengganggu tanah tanah produkif kalau di lepas pantai hubungannya dengan pemerintah. Semuanya happy dan bisa cepat. Bandara kan nggak ada 1 2 hektar pasti kena lah, (kalau di darat) Pura pasti kegusur," papar dia kepada detikFinance, Rabu (18/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tulus menjelaskan pembangunan bandara tambahan di bali dibutuhkan untuk antisipasi jika terjadi sesuatu di Bandara Ngurah Rai.
"Ada alternatif aero drome kalau ada terjadi apa-apa di bandara selatan, maka masih ada bandara Bali Utara gitu kalau ada event internasional kan bisa bantu," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan BIBU akan dibangun di darat.
"Di darat (pembangunannya). Itu yang dilaporkan ke saya tadi," katanya di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (2/4/2018).
Luhut menambahkan mengatakan ingin pembangunan Bandara Utara Bali yang menelan dana hingga Rp 6,3 triliun tersebut dibiayai oleh pihak swasta seperti pembangunan Bandara Kediri.
"Rp 6,3 triliun. Mereka semua non-APBN, kalau dia mau semua biarkan saja. Kita ingin seperti Bandara Kediri kan yang dibangun swasta juga sekitar Rp 5 triliun," terang Luhut. (hns/hns)