Terkadang, kurang paham atas sebuah penawaran dapat membuat Anda salah dalam memilih produk keuangan. Berikut ini adalah penjelasan tentang tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan:
1. Pahami struktur produknya
Tabungan pendidikan adalah produk tabungan berjangka yang biasanya berdurasi 2 tahun ke atas, di mana Anda harus menyetorkan dana setiap bulan hingga jatuh tempo. Biasanya ditambahkan manfaat fitur asuransi jiwa, jadi tabungan akan terus tersetor meskipun orang tua meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Pahami potensi keuntungannya
Untuk tabungan pendidikan, maka saldo dana yang terhimpun akan menjadi dana yang ditarik di akhir periode. Tingkat imbal hasil yang ditawarkan biasanya setara dengan deposito.
Sedangkan, untuk asuransi pendidikan, maka dari iuran premi yang terhimpun dalam pundi nilai tunai, perusahaan asuransi akan mengeluarkan sejumlah uang pada saat anak masuk SD, masuk SMP, masuk SMA, dan masuk universitas.
Baca juga: Kesalahan Keuangan 'Kids Jaman Now' |
Sehingga, jika Anda tidak meninggal dunia hingga polis berakhir, anak hanya mendapatkan porsi tabungan dalam bentuk pembayaran yang dijanjikan tersebut plus bonus bila ada. Tingkat imbal hasil yang ditawarkan biasanya sedikit di atas deposito.
3. Kebutuhan tujuan dana pendidikan
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh ZAP Finance, rata-rata kenaikan biaya pendidikan di Indonesia bisa mencapai 10-15% per tahun. Dengan angka ini, rasanya akan sulit jika Anda hanya menyiapkan dana pendidikan anak jangka panjang dengan menabung di tabungan pendidikan yang hanya memberikan hasil setara deposito per tahun dan juga asuransi pendidikan yang sebetulnya berfungsi untuk proteksi.
Tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan sangat sesuai untuk membantu Anda mempersiapkan biaya sekolah hingga jangka waktu 5 tahun ke depan. Selebihnya, Anda mungkin lebih membutuhkan produk investasi agar dapat mengalahkan tingkat inflasi pendidikan. Live a Beautiful Life!
Baca juga: Rancang Prioritas Keuangan Sekarang! |