Ini Penyebab Dolar AS Hampir Tembus Rp 13.900

Ini Penyebab Dolar AS Hampir Tembus Rp 13.900

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 22 Apr 2018 14:30 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang nyaris mencapai Rp 13.900 tidak hanya dipengaruhi oleh ekspektasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed). Melainkan, ada faktor lain baik eksternal maupun internal yang berpengaruh. Hari ini dolar tembus Rp 13.875

Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengatakan, faktor lain yang berpengaruh ialah terkait perang dagang (trade war) antara China dan AS. Sehingga, para investor mencari instrumen investasi yang dianggap aman salah satunya dolar.

"Intinya banyak isu dari AS yang mengganggu mata uang lain karena ketidakpastian di AS bunga, trade war, geopolitik menimbulkan ketidakpastian. Kalau orang nggak yakin, yang diambil investor biasanya posisi cash," kata dia kepada detikFinance, di Jakarta, Minggu (22/4/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Faktor lain ialah kenaikan harga minyak mentah dunia. Indonesia sendiri masih mengimpor minyak. Kenaikan harga itu, kata dia, memicu permintaan dolar yang lebih tinggi.

"Tapi tidak menutup kemungkinan faktor domestik juga pengaruh dengan harga minyak mentah naik. Otomatis Pertamina, perusahaan minyak lain beli dengan harga mahal. Kan dia butuh dolar. PLN juga butuh minyak. Ini yang kemudian menambah dari dalam negeri memang ada faktor juga, di mana permintaan dalam negeri meningkat," ungkapnya.

Selanjutnya, karena disebabkan oleh musim pembagian dividen emiten. Dia mengatakan, pembagian dividen ini juga memicu permintaan dolar.


"Misal Unilever, Unilever kan perusahaan asing dia harus mengirim profitnya ke kantor pusatnya ke Belanda. Kirimnya pakai apa, pakai dolar," lanjutnya.

Bukan hanya itu, permintaan akan dolar juga meningkat karena pemerintah juga membayar kupon surat utang. "Dan bulan-bulan ini bulan pembayaran kupon obligasi pemerintah juga kepada asing yang dibayarkan setahun 2 kali. Jadi memang ada permintaan," tutupnya.

(zlf/zlf)

Hide Ads