Mengutip Reuters Senin (23/4/2018), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan hari ini menyentuh level Rp 13.895. Pada Jumat (20/4) kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp 13.900 di penghujung perdagangan.
Nilai tukar rupiah dalam lima hari terakhir paling kuat berada di level Rp 13.765 per dolar AS dan mengalami gejolak hingga penghujung pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dolar AS Nyaris Rp 13.900 |
Pelemahan rupiah disebabkan oleh faktor eksternal. Salah satunya karena ekspektasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed).
"Faktor pendorongnya eksternal. Yield SUN 10 tahun AS kembali menyentuh 3%. Pasar berekspektasi Fed akan menaikkan suku bunga lebih dari 3 kali. Apalagi data-data terakhir cukup baik seperti data ketenagakerjaan (klaim pengangguran dan non farm payrolls) dan indeks PMI dan kepercayaan konsumen," kata Ekonom BCA David Sumual.
Nilai tukar ringgit Malaysia terhadap dolar AS juga melemah dalam lima hari terakhir. Nilai tukar ringgit berada di level 3,89 ringgit Malaysia per dolar AS pada hari ini.
Baca juga: Akankah Dolar AS Mengamuk ke Rp 14.000? |
Ringgit Malaysia berada di level terkuatnya di level 3,88 per dolar AS selama lima hari terakhir ini pada Kamis (19/4).
Mata uang regional Asia Tenggara lainnya seperti Baht juga mengalami pelemahan terhadap dolar AS dalam lima hari terakhir ini. Nilai tukar baht Thailand terhadap dolar AS saat ini berada di level 31,36. Nilai tukar baht Thailand terhadap dolar AS berada di posisi terkuatnya di level 31,18 per dolar AS. (ara/ang)