Butuh Dana Rp 350 M Bangun Bandara JB Soedirman Purbalingga

Butuh Dana Rp 350 M Bangun Bandara JB Soedirman Purbalingga

Arbi Anugrah - detikFinance
Senin, 23 Apr 2018 16:14 WIB
Foto: Arbi Anugrah/detikcom
Purbalingga - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menyatakan proyek pengembangan Bandara Jenderal Besar (JB) Soedirman di Kabupaten Purbalingga segera dimulai pembangunannya. Dalam tahap pertama pembangunan bandara tersebut, PT Angkasa Pura menggelontorkan dana sekitar Rp 350 miliar.

"Alokasi nilai investasi yang sudah kami siapkan tahun ini di Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Angkasa Pura II senilai Rp 350 miliar dengan porsi terbesar di runway kurang lebih 170 miliar, sisanya apron dan taxiway sekitar kurang lebih hampoir Rp 50 miliar dan hampir Rp 45 miliar untuk pembangunan gedung terminal," kata Direktur Utama PT AP II Muhammad Awaluddin saat menunjukkan masterplan rencana pembangunan bandara JB Soedirman kepada Presiden Jokowi (23/4/2018).

Menurut dia, berangkat dari MOU bersama antara Pemda Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah, TNI AU, PT AP II, PT Air Nav serta Kementerian Perhubungan, untuk menyusun rencana proses pengembangan bandara JB Soedirman dengan runway menjadi 2.400 meter saat ini masih dalam tahap pembebasan lahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara saat ini yang menjadi fokus utama adalah menambah panjang runway yang saat ini masih 850 meter menjadi 1.600 meter pada tahap pertama, hingga kemudian untuk sampai ke 2.400 meter. Selain itu fokus selanjutnya adalah gedung terminal.

"300 ribu traffic pasangger setahun dan kemudian beberapa sarana-sarana penunjang seperti parkir dan ini yang masih menjadi fokus kami sekarang membuat runway dengan aspal. Rencana berikutnya pembangunan apron baru yang nanti akan dibangun sekitar 70x70 meter, dengan luasan seperti itu mampu menampung 2 parkir stand pesawat ATR 72. Kemudian model konsep gedung terminal, kami mengadopsi nilai lokal di kabupaten Purbalingga dengan konsep limasan dan juga rumah joglo ditambah ornamen batik dan ukiran-ukiran Jawa Tengah," ujarnya.



Menurut dia, di tahap awal ini pihaknya fokus pada runway 1.600 yang rencanannya akan selesai pada akhir Desember 2019. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan waktu pembangunan akan bergeser sekiyar 2-3 bulan sejak Desember 2019. Namun pihaknya akan berusaha menyelesaikan pada tahap yang telah disepakati.

"Jenis pesawat nanti akan dimulai dengan ATR 72, semua maskapai punya ATR, Garuda punya, Pelita punya, Lion grup punya. Saya rasa semua maskapai punya ATR, nanti tinggal menyesuaikan armada jenis aircrab nya apa dan pasti memang ATR untuk 1600 meter jadi belum bisa yang pesawat jet," jelasnya.

Dia membandingkan, untuk panjang runway tahap pertama yang hanya 1.600 meter ini setidaknya bisa menarik sekitar 300 ribu penumpang setahun. Hal itu tidak berbeda jauh dengan bandara Banyuwangi yang saat ini sudah mampu sekitar 250 ribu penumpang dalam setahun, meskipun hanya satu kabupaten.

"Potensi pasar untuk runway 1.600 untuk pesawat ATR 72 dan tempat parkir 2 pesawat bergantung pada frekuensi penerbangan. Seperti Banyuwangi setahun sudah sekitar 250 ribu hanya 1 Kabupaten. Tadi kita bangun 3.000 meter persegi untuk 300 ribu, dan Kabupatennya 9, harusnya kalau dihitung matematika bisa lebih besar. Potensi daerah di dorong, tugas kita membuat event wisata dan program pendukung lainnya, jadi daerah itu dibuat event sehingga trafik orang datang dan pergi muncul," ujarnya.



(eds/eds)

Hide Ads