Merespons situasi ini, ekonom Rizal Ramli mengatakan ada faktor domestik yang memicu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
"Artinya selain faktor internasional yang penting faktor domestik ini jarang secara jujur dikatakan, apa itu? Sederhana, itu account defisit," kata Rizal di kediamannya, Jalan Bangka IX, Jakarta Selatan, Senin (23/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dolar AS Tembus Rp 14.000 Bakal Kejadian? |
"Ekspor tiga bulan negatif tapi bulan ini naik sedikit, terus service payment itu, kemudian kalau account priamary balance atau keseimbangan primer istilahnya itu juga negatif itu membuka Indonesia, Rupiah makin lama anjlok," sambungnya.
Menurut Rizal dia pernah memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bakal melemah cukup dalam, namun dibantah beberapa pihak.
"Pada 1996 kami mengeluarkan forecast 200 halamana, kami bilang hati-hati karena ada awan mendung di atas Indonesia jadi krisis tapi kami dibantah semua analisis internasional, Rizal Ramli nggak benar. Gubernur BI, Menkeu bantah. Padahal kami sederhana (indikator) account defisit Indonesia negatif cukup besar itu pasti bikin rupiah melemah dan utang Indonesia, swasta banyak banget. Kemudian disebut fundamental ekonomi Indonesia paling kuat, fundamental di Asia Tenggara," papar mantan Menko Kemaritiman itu.
Dia menambahkan dolar AS sebenarnya menguat hingga Rp 15.000, cuma bank Indonesia sudah intervensi di pasar hingga mencapai US$ 6 miliar.
"Kalau kita lihat indikator hari ini account defisit, primary balance defisit, service payment defisit ditambah faktor The Fed dan sudah jebol dua bulan lewat Rp 15 ribu tapi Bank Indonesia sudah intervensi total US$ 6 miliar. Makanya ketahan dan tugas kita benerin, benahi," pungkasnya.
Baca juga: Dolar AS Nyaris Rp 14.000, BI: Jangan Panik |
(hns/hns)