Biasanya, fasilitas tersebut digunakan pada saat melakukan transaksi perdagangan antar negara dengan menggunakan mata uang lokal.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman mengatakan saat ini Indonesia sudah menjalin kerja sama dengan Malaysia dan Thailand.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku sampai saat ini masih banyak pengusaha yang belum memanfaatkan fasilitas tersebut. Dia meminta pengusaha bisa menggunakan LCS dan tidak lagi bergantung dengan mata uang seperti dolar AS. Sehingga jika terjadi gejolak tidak berdampak signifikan.
"Kita melihat situasi itu, termasuk yang kita dorong itu single currency di Malaysia, Thailand. Pada saat itu sesama kita bisa ngapain beli currency lain," ungkap dia.
Sekedar informasi, dolar AS kian perkasa. Pagi tadi nilai tukar uang negeri Paman Sam ini setara Rp 13.875. Sore ini dolar tembus Rp 13.900 per US$.
Puncaknya, nilai tukar dolar bahkan mencapai Rp 13.944. Meski nilai the greenback sudah tinggi, bank sentral meminta masyarakat tidak panik.
Baca juga: Ini Dampaknya Bila Dolar Terus 'Mengamuk' |