Pelemahan rupiah disebabkan oleh faktor eksternal. Salah satunya karena ekspektasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed).
Meski mengalami pelemahan, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Darmin Nasution mengatakan pelemahan ini tidak perlu dikhawatirkan. Karena kondisi serupa mengenai penguatan USD terhadap nilai tukar mata uang dialami oleh beberapa negara lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ini Dampaknya Bila Dolar Terus 'Mengamuk' |
Sementara itu dikutip dari data Reuters, Senin (23/4/2018), pada perdagangan hari ini, level tertinggi dolar AS ada di Rp 13.988, dan terendah di Rp 13.955. Nilai tukar ringgit Malaysia terhadap dolar AS juga melemah dalam lima hari terakhir. Nilai tukar ringgit berada di level 3,89 ringgit Malaysia per dolar AS pada hari ini.
Ringgit Malaysia berada di level terkuatnya di level 3,88 per dolar AS selama lima hari terakhir ini pada Kamis (19/4).
Mata uang regional Asia Tenggara lainnya seperti Baht juga mengalami pelemahan terhadap dolar AS dalam lima hari terakhir ini. Nilai tukar baht Thailand terhadap dolar AS saat ini berada di level 31,36. Nilai tukar baht Thailand terhadap dolar AS berada di posisi terkuatnya di level 31,18 per dolar AS.