Dikutip dari Reuters, Selasa (24/4/2018), Level tertinggi dolar AS Rp 13.970 tidak bertahan lama. Dolar AS terhadap rupiah perlahan turun dan kini berada di level Rp 13.895.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memasang informasi kurs dolar AS terhadap rupiah pada kurs referensi Jakarta Interbank Dollar Rate (JISDOR) di level Rp 13.900. Angka tersebut naik tipis dari posisi kemarin Rp 13.894.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan penguatan dolar AS masih dipicu oleh meningkatnya yield US treasury bills mendekati level psikologis 3,0% dan munculnya kembali ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebanyak lebih dari tiga kali selama 2018.
Optimisme investor terhadap prospek ekonomi AS terjadi karena data ekonomi yang terus membaik dan tensi perang dagang antara AS dan China yang berlangsung tahun ini. Menurut Agus inilah yang menyebabkan kenaikan yield dan suku bunga di AS.
"Akibat hal tersebut, mata uang negara maju pun mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Seperti Jepang Yen (JPY) -0,25%, Swiss Franc (CHF) -0,27%, Singapore Dolar (SGD) -0,35% dan Euro (EUR) -0,31%. Dalam periode yang sama, mayoritas mata uang negara emerging market termasuk Indonesia, juga melemah," kata Agus. (ara/ang)