Tembagapura Diserang Grup Separatis, Apa Dampaknya ke Freeport?

Tembagapura Diserang Grup Separatis, Apa Dampaknya ke Freeport?

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 26 Apr 2018 18:07 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Papua - Akhir 2017 lalu, Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) menyandera warga lokal dan pendatang di Desa Banti, Tembagapura, Mimika, Papua. Tidak berhenti di situ, berselang beberapa bulan, KKSB membakar Rumah Sakit (RS) Banti serta SD dan SMP Banti yang terletak di sebelah RS.

Aksi KKSB di lokasi yang tidak jauh dari PT Freeport Indonesia (PTFI) juga mengganggu operasional perusahaan. Pasalnya, sekitar 100 karyawan PTFI tinggal di Desa Banti.

"100 orang lebih karyawan Freeport tinggal di Banti khawatir keluarga ditinggal dan terganggu. Pos-pos yang mereka isi dikosongkan, perusahaan dilema apakah diterapkan industrial relation apa diberikan kebijakan terhadap kejadian ini," kata EVP Human Resources and Security PTFI Achmad Ardianto di Tembagapura, Mimika, Kamis (26/4/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kejadian tersebut, lanjut pria yang akrab disapa Didi, membuat operasional PTFI terganggu. Tidak hanya operasi tambang, melainkan bus karyawan dan kendaraan logistik lainnya.

"Ini mengakibatkan operasional perusahaan terganggu. Belum lagi menggangu mine service, mengganggu bus karyawan, kendaraan petugas keamanan. Buat hal yang negatif terhadap kelancaran operasional perusahaan," kata Didi.



Dia berharap petugas keamanan TNI dan Polisi bisa mengamankan jika kejadian serupa terjadi lagi di kemudian hari, sehingga operasional PTFI bisa berjalan normal.

"Berharap petugas keamanan bisa amankan sehingga masyarakat tenang dan bisa memastikan operasional perusahaan lancar," ujar Didi.

Saat ini, kondisi keamanan di lokasi serangan KKSB di Banti sudah membaik. Di sisi lain, masoh ada pekerjaan yang masih harus diselesaikan, yaitu membenahi RS dan sekolah yang hangus terbakar dan mengobati trauma masyarakat.

"Kondisi saat ini jauh sangat membaik, oleh karena itu saya tadi yakin TNI-Polri masalah rehabilitasi infrastruktur dan lebih penting rehabilitasi masyarakat traumatic selalu ada," tutup Didi.

(ara/eds)

Hide Ads