Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menjelaskan hingga hari Rabu tanggal 25 April 2018 tekanan masih berlanjut. Rupiah pada tanggal 25 April 2018 terdepresiasi sebesar -0,23% atau -0,88% month to date (mtd).
"Persentase pelemahan rupiah ini lebih kecil dibandingkan mata uang yang lainnya di Asia seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Korea Selatan dan India," kata Agus dalam konferensi pers di Gedung Thamrin BI, Jakarta, Kamis (26/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus menjelaskan pelemahan rupiah ini terjadi karena penguatan mata uang AS yang terjajdi pada hampir seluruh mata uang dunia (broad based).
"Penguatan dolar AS ini adalah dampak dari berlanjutnya kenaikan suku bunga obligasi di AS hingga mencapai 3,03% ini tertinggi sejak 2013," ujarnya.
Menurut Agus, depresiasi rupiah juga terkait faktor musiman permintaan valas yang meningkat pada triwulan II antara lain untuk keperluan pembayaran ULN dan pembiayaan impor, dan dividen.