Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengatakan pada dasarnya pemerintah tetap harus waspada terhadap penurunan nilai tukar dolar karena itu dinilai hanya untuk sementara.
Baca juga: BI ke BUMN: Pakai Dolar AS Sesuai Kebutuhan |
Sebab, pada tanggal 1 dan 2 Mei mendatang, The Fed akan melakukan pertemuan yang mana hasilnya dapat direspons positif ataupun negatif terhadap rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak yang memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga dan tentu ini akan direspons (penguatan dolar). Tapi tanggal 1 Mei kan kita libur jadi tekanan berkurang kalau tanggal 2 di sini tanggal 3 lah pengumannya, bisa jadi kalau the fed naikin suku bunga," sambungnya.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) telah merespons naiknya nilai tukar dolar dengan berencana menaikkan suku bunga. Hal itu juga yang menjadi salah satu penyebab rupiah menguat. (dna/dna)