Presiden Direktur Cirebon Power Heru Dewanto mengatakan, secara keseluruhan perkembangan proyek tersebut mencapai 12,7%. Dia mengatakan, pembangunan pembangkit tersebut masih dalam proses pemadatan lahan.
"Secara keseluruhan, kalau kita bicara dari proyek, dari 100% kita posisinya 12,7%," kata dia di Kawasan SCBD Sudirman Jakarta, Jumat (4/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, pembangunan PLTU Unit 2 Cirebon tidak mengalami kendala lahan. PLTU ini dibangun di atas lahan 195 ha di mana lahan ini merupakan lahan sewa milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dia mengatakan, nilai investasi PLTU ini US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun. Pembangunannya menggunakan dana internal juga pinjaman bank.
Untuk pembangunan ini, perseroan mengandalkan pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Korea Eximbank (Kexim), dan Nippon Export and Investment Insurance (NEXI). Pembiayaan ini juga bukan menjadi masalah karena penyelesaian pembiayaan (financial close) telah berlangsung 9 November 2017.
"Financial close itu adalah tahapan yang sangat penting semua proyek. Karena tanggal itu, maka seluruh pendanaan proyek dari modal sendiri atau equity dan pinjaman bank loan sudah ada di tangan kita semua. Jadi konstruksi bisa berjalan 100 persen," jelasnya.
Dia mengatakan, pembangunan proyek ini menghabiskan waktu 51 bulan atau bakal operasi di April 2022.
"Maka hitungan konstruksi dihitung mulai setelah financial close. Dengan hitungan sama maka kita mengharapkan dan meyakini COD, commercial operation date yaitu pengoperasian proyek ini dimulai pada bulan April 2022, 51 bulan dari tanggal 9 November 2017," tutup dia. (zlf/zlf)