IHSG Terus Anjlok, Bos BEI: Masih Ada Serpihan Good News

IHSG Terus Anjlok, Bos BEI: Masih Ada Serpihan Good News

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 04 Mei 2018 20:11 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Kondisi pasar modal Indonesia tengah mengkhawatirkan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini berada di level 5.792 jauh di bawah level tertingginya pada Februari 2018 6.689.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio pun mengakui, IHSG saat ini mendapatkan tekanan dari kondisi tak menentu dari global. Seperti ancaman kenaikan suku bunga The Fed, penguatan dolar Amerika Serikat (AS), hingga tegangnya hubungan AS dengan China.

Meski begitu Tito yakin masih ada sinyal positif dari kondisi jatuhnya IHSG. Mulai dari total frekuensi transaksi yang sudah mencapai 360 ribu kali hingga jumlah investor ritel yang aktif yang sudah mencapai sekitar 41 ribu orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu waktu saya masuk, investor aktif masih 19 ribu, sekarang 41 ribu per hari. Itu masih bisa terus bertambah. Lalu value transaksi naik jadi Rp 8,9 triliun dari Rp 7 triliun. IHSG sudah sangat rendah pada pasar yang sangat likuid mestinya menarik. Ya masih ada serpihan serpihan good news lah," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (4/5/2018).


Memang dia mengakui, kondisi saat ini membuat banyak para investor maupun manajer investasi yang mengalami penurunan nilai protofolio yang cukup besar. Namun Tito meyakini bahwa IHSG akan kembali menguat.

"Bayangkan waktu krisis 98 IHSG turun 37%, lalu dalam setahun naik 70%. Jadi betul investor mengalami tergerusnya investasi, tapi mau trading atau investasi. Kalau investasi jangka panjang angkanya bagus," tambahnya.

Meski begitu Tito tentu tidak bisa memprediksi kapan IHSG akan rebound. Menurutnya tekanan akan hilang jika sentimen negatif dari luar negeri tentang ketidakpastian akan hilang. Sebab itu suatu hal yang dibenci para investor.

Dia juga yakin Bank Indonesia (BI) selaku penjaga moneter akan mengambil tindakan untuk menahan pelamahan Rupiah terhadap dolar AS. Salah satunya sinyal menaikkan suku bunga acuan BI 7 days repo rate. (dna/dna)

Hide Ads