Tower ATC Bandara di RI Bakal Bisa Dikendalikan dari Jarak Jauh

Tower ATC Bandara di RI Bakal Bisa Dikendalikan dari Jarak Jauh

Trio Hamdani - detikFinance
Senin, 07 Mei 2018 17:58 WIB
Foto: Trio Hamdani/detikFinance
Jakarta - Kementerian Perhubungan menjajaki kerja sama dengan Swedia untuk meningkatkan kapasitas terkait studi pengenalan teknologi remote tower air navigation control, alias kontrol navigasi jarak jauh.

"Saya baru saja bertemu dengan Duta Besar Swedia untuk Indonesia Johanna Brismar Skoog, untuk membahas MoU kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Swedia," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di kantornya, Senin (7/5/2018).

Lewat kerja sama ini, Indonesia akan memanfaatkan teknologi yang dikembangkan oleh Swedia untuk mengoperasikan tower air traffic control (atc) secara jarak jauh (remote tower). Ini rencananya akan diterapkan khususnya di daerah-daerah seperti Papua, Kalimantan, dan wilayah Indonesia timur lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi semua kesempatan kita berikan dalam rangka mengejar agar misi penerbangan kita semakin baik. Daerah remote 2 tahun lalu kan sering kecelakaan tapi tahun lalu dan tahun ini InsyaAllah tidak ada dan berkurang. Dengan adanya ini diterapkan di Papua, ada kemampuan untuk mengontrol," lanjutnya.

Kerja sama ini juga meliputi pelatihan bagi para pejabat di Direktorat Navigasi Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, serta para petugas AirNav selaku penyedia navigasi keselamatan penerbangan sipil.

"Dalam hal pelatihan ini saya juga meminta agar dalam perjanjian kerja sama kedua negara juga disertakan pelatihan bagi para siswa air traffic control dari Sekolah Tinggi Ilmu Penerbangan (STIP), Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) dan Balai Diklat Penerbangan," jelasnya.

Budi Karya menilai kerja sama ini akan membuat kualitas pelayanan navigasi udara Indonesia menjadi lebih baik. Selain itu juga mampu memperbaiki tingkat keselamatan penerbangan sipil.

"Hal ini ke depannya akan dapat membantu Indonesia menghapuskan larangan terbang UE bagi sejumlah penerbangan Indonesia secara keseluruhan," ujarnya.

Budi Karya menyadari infrastruktur Indonesia, khususnya di sektor penerbangan masih tertinggal dibanding negara lain. Maka pihaknya menggandeng Swedia untuk membantu meningkatkan kualitas penerbangan di Indonesia.

"Wilayah kita besar banget dan selama ini kita tertinggal, infrastruktur Indonesia semua tertinggal termasuk air navigation. Kedua Swedia tawarkan kepada kita, saya pikir ini tawaran yang baik," tambahnya. (zlf/zlf)

Hide Ads