Utang Luar Negeri RI US$ 181 M, dengan Kurs Sekarang Jadi Berapa Rupiah?

Utang Luar Negeri RI US$ 181 M, dengan Kurs Sekarang Jadi Berapa Rupiah?

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 08 Mei 2018 18:11 WIB
Foto: Andhika Akbarayansyah
Jakarta - Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia hingga akhir Februari 2018 tercatat sebesar US$ 356,2 miliar, yang terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 181,4 miliar, serta utang swasta sebesar US$ 174,8 miliar.

Khusus untuk utang pemerintah sendiri, pelemahan rupiah akan membuat kewajiban pembayaran cicilan pokok dan bunga utang luar negeri dalam bentuk valas akan membesar.

Jika dikonversi ke dalam kurs dolar terhadap rupiah saat ini yang sebesar Rp 14.023, maka jumlah utang pemerintah yang sebesar US$ 181,4 miliar jika dirupiahkan menjadi Rp 2.543,7 triliun. Angka ini naik Rp 113 triliun dari Rp 2.430,7 triliun, jumlah yang dikonversi menggunakan nilai tukar rupiah terhadap dolar berdasarkan asumsi APBN 2018 sebesar Rp 13.400.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pemanfaatan ULN pemerintah sendiri diprioritaskan untuk kegiatan yang sifatnya produktif dan merupakan investasi dalam rangka menunjang pertumbuhan ekonomi, termasuk memperkuat kemampuan membayar ULN tersebut.

Adapun secara tahunan, pertumbuhan ULN sektor keuangan tercatat 5,1% pada Februari 2018, melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 6,7%. Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan, sektor LGA, dan sektor pertambangan meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Pangsa ULN sektor keuangan, industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan terhadap total ULN swasta mencapai 72,2%, relatif sama dengan pangsa pada periode sebelumnya.

Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir Februari 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 85,5% dari total ULN. Bank Indonesia berkoordinasi dengan Pemerintah terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian.

(eds/ang)

Hide Ads