Ke Purbalingga, Mentan Minta Jangan Ada Lahan Tidur

Ke Purbalingga, Mentan Minta Jangan Ada Lahan Tidur

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 08 Mei 2018 22:18 WIB
Foto: Dok. Kementan
Purbalingga - Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, meminta petani memaksimalkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) yang diberikan. Sebab, menurutnya, banyak manfaat dari penggunaan inovasi tersebut misalnya, menurunkan biaya olah lahan hingga 30% hingga mempercepat proses tanam.

"Dulu proses tanam untuk satu hektar lahan butuh 25 orang. Sekarang cukup hanya dengan rice transplanter. Olah tanam, dulu pakai kerbau butuh lima hari. Sekarang dengan traktor hanya butuh tiga jam, satu hektare selesai diolah," kata Amran dalam keterangan tertulis, Selasa (7/5/2018).

Hal itu disampaikan Amran saat kunjungan kerja ke Desa Kembangan, Kecamatan Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa (8/5/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diungkapkannya, alsintan juga akan meningkatkan indeks pertanaman (IP). Yang biasanya satu kali tanam dalam setahun, kini bisa meningkat tiga kali lipat. Selain itu, dia berharap angka kemiskinan di Purbalingga dapat turun menjadi 8 % dari 18,18 %.

"Juga meningkatkan produktivitas, karena tepat waktu. Jangan berikan kesempatan lahan untuk 'tidur' (tidak produktif). Purbalingga harus terbebas dari kemiskinan. Tanah subur di sini. Enggak boleh ada yang miskin," jelas Amran.

Di Purbalingga, Amran juga meluncurkan program Bedah Kemiskinan Rakyat Bekerja (BEKERJA) di Desa Sangkanayu, Kecamatan Mrebet. Purbalingga menjadi lokasi ketiga sasaran Program BEKERJA setelah Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Magetan.


Program BEKERJA merupakan upaya Kementan untuk mengentaskan kemiskinan berbasis pertanian dengan tiga tahapan, jangka pendek, menengah, dan panjang. Secara keseluruhan, kebijakan ini akan digelar di 1.000 desa di 100 kabupaten se-Indonesia.

Tiap rumah tangga pra sejahtera menerima bantuan 50 ekor ayam, dua ekor kambing atau domba, dan 20 ekor kelinci. Bantuan ternak ayam dilengkapi kandang dan pakan selama enam bulan. Ada juga bantuan berupa bibit komoditas hortikultura dan perkebunan.

Amran menerangkan, masyarakat prasejahtera adalah masyarakat dengan pendapatan sekitar Rp 1,4 juta per bulan yang diyakininya akan bertambah pendapatannya menjadi Rp 2,5 juta per bulan, bila hewan ternak yang diberikan dikelola dengan baik.

"Ayam mampu bertelur saat berusia enam bulan dan berproduksi hingga umur dua tahun, yang penting jangan dipotong," ucap Amran.

Untuk memastikan ayam berkembang biak dengan baik, Kementan juga memberikan bantuan pakan selama enam bulan dan pendampingan. Selain bernilai ekonomi, bantuan ayam tersebut juga dapat membantu peningkatan gizi masyarakat pra sejahtera.

Sebanyak 11.519 rumah tangga di Purbalingga masuk kategori pra sejahtera. Mereka tersebar di Kecamatan Mrebet, Kaligondang, Kutasari, dan Rembang. Kementan juga memberikan bantuan berupa tanaman tahunan, seperti buah-buahan.


Sementara itu, Bupati Purbalingga, Tasdi, menyebut kalau program BEKERJA bisa efektif menurunkan kemiskinan di wilayahnya. Pemberian bantuan ke masyarakat dilakukan dalam bentuk aset yang produktif.

"Ini sangat menginspirasi kami, bagaimana dengan memberi ayam sebanyak 50 ekor kepada tiap keluarga, dapat meningkatkan pendapatan keluarga pra sejahtera. Kami ingin tiru, bagaimana setelah rumahnya bagus, jambannya bagus, orangnya bisa berdaya saing secara ekonomi," ujarnya.

Tasdi menambahkan, Purbalingga memiliki beragam potensi, diantaranya, produsen terbesar bulu mata, knalpot, dan nomor empat potensi pariwisata se-Jateng, serta memiliki beragam kuliner. "Jadi, walaupun miskin, kami berdaya untuk ekonomi," jelasnya.

Selain Kabupaten Purbalingga, Kementan bakal menyasar Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Brebes sebagai lokasi Program BEKERJA di Provinsi Jawa Tengah. Total sasaran penerima adalah 48.915 Kepala Keluarga rumah tangga miskin di 176 desa di 12 kecamatan di tiga kabupaten. (idr/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads