Dia bilang, terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah gelaran bertaraf internasional ini dikarenakan pengajuan dari pemerintah sendiri dan pada akhirnya terpilih.
"Saya minta seluruh pejabat Kementerian Keuangan mampu bisa menjelaskan ke publik, ini bukan pesta, ini bukan penghamburan uang, ini event waktu pemerintah menawarkan diri menjadi tuan rumah," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, seperti ditulis Kamis (10/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan bahwa akan ada 15.000 tamu kehormatan yang datang ke Bali pada Oktober 2018. Mulai dari Menteri Keuangan seluruh dunia, Gubernur Bank Sentral, hingga pejabat di sektor keuangan. Agenda yang akan dibahas pun mulai dari ekonomi global, keamanan, hingga keuangan global.
Agar tidak menyia-nyiakan acara tersebut, Sri Mulyani berharap kepada seluruh pejabat Kementerian Keuangan dapat menjelaskan dengan baik dan transparan kepada publik, salah satunya terkait dengan anggaran.
"Saya berharap kita semua akan mampu menjadi tuan rumah yang baik. Apapun ajaran agama anda, saya yakin dalam seluruh tim Kementerian Keuangan bisa bersinergi secara bertanggung jawab, tidak menghambur-hamburkan uang," tutup dia.
Sebelumnya, di media sosial beberapa hari lalu ramai dibahas mengenai alokasi anggaran penyelenggaraan pertemuan IMF-World Bank di Bali. Banyak netizen menyebut alokasi anggaran yang sudah ditetapkan pemerintah mengalami pembengkakan.
Menanggapi hal itu, Sekjen Kementerian Keuangan Hadiyanto mengatakan anggaran penyelenggaraan IMF-World Bank tak mengalami pembengkakan.
"Nggak, nggak bengkak," kata Hadiyanto saat dihubungi terpisah oleh detikFinance. (ara/ara)