Untuk itu, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan ingin menghidupkan pelabuhan yang ada di Banten sebagai akses ekspor maupun impor. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan perekonomian di Banten dan mengurangi dweling time yang ada di Tanjung Priok.
"Sekarang ini industri di Banten kan banyak, jadi kenapa mesti ke Priok. Kita mau menghidupkan betul-betul pelabuhan yang ada di Banten ini, ada 6 tadi dibilang, kita sekarang mau memutuskan ini kan baru baru kepada produk tertentu saja untuk impor-ekspor," kata Luhut seusai acara Pencanangan Akses Export/Import di Pelabuhan Banten, Cilegon, Jumat (11/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi secara bertahap saya pikir kami tidak bisa tentukan, bebas saja, untuk itu apa ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi, nah itu kita sedang lihat," ujarnya.
Dari keenam pelabuhan yang ada di Banten, Luhut ingin ada satu pelabuhan yang bisa dicanangkan sebagai akses barang-barang ekspor-impor. Pelabuhan Tanjung Priok dan Patimban sudah memiliki akses itu.
"Tapi dari pelabuhan yang 6 ini harus jadi satu pelabuhan seperti Priok, seperti Patimban. Jadi ada Patimban, ada Priok, ada di Banten ini, mana pun yang akan diputuskan," kata dia.
Guna menunjang akses ekspor-impor, infrastruktur jalan yang ada di Banten diniai belum memenuhi syarat. Jika masih seperti sekarang, bukan tidak mungkin kemacetan akan terjadi di sekitar area pelabuhan maupun masuk tol. Pasalnya, akses jalan nasional di Cilegon hanya memiliki dua lajur dengan lalu-lalang truk besar dan kontainer.
"Nanti kita perbaiki, nggak masalah, harus ada, semua itu sinerginya harus ada nanti saya mau panggil lagi. Lihat, nanti kita akan undang Menteri PUPR sama Menteri Pertanahan masalah tanahnya bagimana, Menteri Perdagangan, Perhubungan," katanya.